Heboh di Indonesia, aplikasi kecerdasan buatan bernama DeepSeek tengah ramai diperbincangkan, terutama setelah berita bahwa aplikasi ini justru diblokir di Italia. DeepSeek, yang merupakan produk asal China, dilaporkan hilang dari toko aplikasi App Store dan Play Store, menyusul tindakan pihak berwenang Italia, Garante, yang melakukan penyelidikan terhadap pengumpulan dan pengolahan data pengguna di negara tersebut.
Penyelidikan ini dilakukan setelah kekhawatiran akan privasi pengguna semakin meningkat. Garante memberikan kesempatan kepada DeepSeek dan perusahaan afiliasi terkait untuk menjelaskan cara kerja aplikasi selama 20 hari. Para pejabat Italia meminta kejelasan mengenai cara aplikasi mengumpulkan data pribadi, sumber informasi, tujuan penggunaannya, serta lokasi penyimpanan data, yang berpotensi di server yang berlokasi di China.
Kekhawatiran terhadap privasi ini tak lepas dari popularitas DeepSeek yang melonjak tajam dalam waktu singkat, menjadikannya sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh di berbagai negara. Aplikasi yang disebut-sebut sebagai pesaing ChatGPT milik OpenAI ini menarik perhatian pengguna dengan fitur-fitur canggihnya, namun hal itu juga menarik perhatian regulator.
Di luar Italia, pihak berwenang di Amerika Serikat juga mulai menggugat aplikasi ini. Porak-poranda di kalangan pejabat AS menunjukkan risiko keamanan nasional yang dihadapi dengan meningkatnya penggunaan DeepSeek. Salah satu langkah konkrit yang diambil adalah instruksi dari Tentara Angkatan Laut Amerika Serikat kepada prajuritnya untuk tidak menggunakan aplikasi tersebut. Hal ini menandakan adanya perhatian besar terhadap potensi dampak yang bisa ditimbulkan oleh aplikasi yang dikembangkan dengan teknologi dari China.
Berikut adalah beberapa poin penting tentang kasus DeepSeek yang diblokir di Italia:
Pengumpulan Data: Garante mempertanyakan metode pengumpulan data yang digunakan oleh DeepSeek dan bagaimana mereka memberitahukan pengguna mengenai pemrosesan informasi, terutama dalam konteks web scraping.
Limite Waktu: DeepSeek diberikan waktu 20 hari untuk memberikan informasi yang diminta oleh Garante, menandakan keseriusan regulator dalam mengawasi aplikasi ini.
Respon Terhadap Permintaan: Para pejabat Italia mendesak agar DeepSeek menjelaskan dengan jelas tujuan dan cara data pengguna digunakan, dan apakah data tersebut akan diproses di luar batas negara.
Kekhawatiran Global: Kasus ini menyoroti kekhawatiran global mengenai aplikasi berbasis AI yang berasal dari negara dengan regulasi privasi yang berbeda, mengambil pelajaran dari pengalaman sebelumnya dengan ChatGPT yang juga sempat diblokir di Italia pada tahun 2023.
- Perlindungan Data di AS: Dengan adanya temuan memasukkan DeepSeek dalam daftar hitam, tentara AS jelas mencerminkan keprihatinan yang sama, menunjukkan bahwa platform tersebut bisa menimbulkan risiko untuk keselamatan nasional.
Kejadian ini memberikan gambaran seberapa cepat teknologi dapat berkembang dan bagaimana regulator di berbagai negara berusaha untuk mengikuti perkembangan tersebut agar data rakyat tetap aman. DeepSeek telah menjadi sorotan publik karena keberhasilannya di pasar aplikasi global, namun hal tersebut diiringi dengan tantangan yang harus dihadapi terkait dengan kepercayaan dan privasi data. Seiring dengan meningkatnya kesadaran publik terhadap isu privasi, kasus ini mungkin akan mendorong diskusi yang lebih mendalam tentang cara pengelolaan data dalam era digital ini.