Hubungan Makin Panas: Kanada Batalkan Pembelian F-35 dari AS!

Kanada saat ini sedang mempertimbangkan untuk membatalkan pembelian jet tempur F-35 dari Amerika Serikat (AS) akibat meningkatnya ketegangan antara kedua negara. Pertimbangan ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Kanada, Bill Blair, yang menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam arah kebijakan pertahanan negara tersebut di bawah pemerintahan Perdana Menteri Mark Carney.

Keputusan untuk membatalkan pembelian jet tempur F-35 ini muncul setelah ketegangan diplomatik yang lebih luas, yang mencakup pernyataan kontroversial dari mantan Presiden AS, Donald Trump. Trump sebelumnya menyatakan keinginan untuk menjadikan Kanada sebagai negara bagian ke-51 AS, sementara kebijakan tarif tinggi yang diterapkannya terhadap produk Kanada telah memperburuk hubungan antara kedua negara.

Dalam konteks pertahanan, proses pembelian F-35 oleh Kanada sebenarnya sudah mencapai langkah signifikan. Pemerintahan sebelumnya di bawah Justin Trudeau telah menyelesaikan kontrak dengan Lockheed Martin pada bulan Juni 2023 untuk pengadaan 88 unit jet tempur tersebut. Namun, dengan perubahan pemerintah dan meningkatnya ketegangan, langkah tersebut kini berada dalam ketidakpastian. Blair mengungkapkan bahwa meskipun telah ada pembayaran untuk 16 unit F-35 pertama yang dijadwalkan dikirim pada tahun 2026, arus pembelian untuk armada selanjutnya mungkin akan dipertimbangkan untuk dialihkan ke produsen Eropa seperti Saab Gripen dari Swedia.

Pernyataan Blair terkait pembatalan ini menekankan bahwa Angkatan Udara Kanada sudah mengidentifikasi F-35 sebagai pesawat yang dibutuhkan, tetapi pada saat yang sama pihaknya juga aktif mencari alternatif lain. "Kami sedang mempelajari apakah kami benar-benar memerlukan semua jet tempur F-35 tersebut," ungkapnya dalam wawancara dengan CBC.

Dalam kebangkitan sektor pertahanan ini, ada sejumlah poin penting yang perlu dicermati:

  1. Pertimbangan Alternatif: Kanada mengevaluasi pengadaan jet tempur alternatif dari produsen Eropa, yang menunjukkan bahwa negara tersebut berupaya untuk tidak terlalu bergantung pada AS untuk kebutuhan pertahanannya.

  2. Ketegangan Diplomatik: Ketegangan antara Kanada dan AS, terutama yang dipicu oleh kebijakan Trump, memengaruhi keputusan pertahanan Kanada dan mengarah pada pengkaji ulang kemitraan strategis.

  3. Menguatnya Kerja Sama Eropa: Dengan mempertimbangkan jet tempur dari Eropa, Kanada tampaknya berusaha memperkuat hubungan militer dan pertahanannya dengan negara-negara sekutu lain di luar AS.

  4. Implikasi untuk Lockheed Martin: Perusahaan pembuat F-35, Lockheed Martin, telah merespons rencana pemerintah Kanada dengan menekankan nilai kerja sama yang ada. Namun, mereka juga menyadari bahwa keputusan akhir mengenai kontrak pertahanan berada di tangan pemerintah.

Blair menyatakan, "Perdana Menteri telah meminta saya untuk pergi dan memeriksa hal-hal tersebut serta berdiskusi dengan sumber lain, terutama jika ada peluang untuk merakit jet tempur tersebut di Kanada." Pernyataannya ini mengindikasikan adanya keinginan untuk meningkatkan independensi dalam program pertahanan negara.

Dengan perkembangan ini, Kanada memasuki fase baru dalam kebijakan pertahanan yang mungkin akan membawa dampak jangka panjang pada hubungan bilateral dengan AS dan dinamika industri pertahanan global. Sementara itu, fokus skala lebih luas pada konsep pertahanan berkelanjutan dan kerjasama strategi Eropa menjadi sangat relevan dalam konteks ini.

Kanada kini tengah melangkah di persimpangan yang menentukan, di mana keputusan yang diambil tidak hanya akan mempengaruhi kekuatan udara mereka tetapi juga hubungan politik dan ekonomik dengan negara tetangga, AS. Ketidakpastian ini menunjukkan bahwa pemerintahan baru Kanada sedang berupaya untuk merestrukturisasi prioritas pertahanannya agar lebih sesuai dengan kondisi geopolitik saat ini.

Exit mobile version