Bisnis

ICDX Luncurkan Strategi Unggul Dukung Bappebti Perkuat Transaksi

ICDX (Indonesia Commodity & Derivative Exchange) berkomitmen untuk mempersiapkan langkah-langkah strategis guna mendukung Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) dalam memperkuat industri perdagangan berjangka komoditi menuju tahun 2025. Langkah ini sangat penting untuk meningkatkan transaksi multilateral yang merupakan karakteristik utama dalam industri tersebut.

Bappebti telah merumuskan beberapa strategi dalam penguatan industri perdagangan berjangka, antara lain:

  1. Optimalisasi Sistem Resi Gudang
  2. Pengembangan Pasar Lelang Komoditas
  3. Penguatan Transaksi Multilateral berbasis komoditas unggulan Indonesia
  4. Peningkatan Implementasi Bursa CPO Indonesia

Fajar Wibhiyadi, selaku Direktur Utama ICDX, menegaskan bahwa pihaknya sejalan dengan strategi yang ditetapkan Bappebti. "Industri perdagangan berjangka komoditi seharusnya memang berorientasi pada transaksi multilateral. Oleh karena itu, kami telah menyiapkan beberapa langkah strategis yang akan meningkatkan volume transaksi," ungkap Fajar dalam keterangannya pada 6 Februari 2025.

Dalam rangka penguatan transaksi multilateral, ICDX menetapkan tiga fokus utama:

  1. Edukasi dan Literasi: Fajar menekankan pentingnya meningkatkan pemahaman masyarakat, terutama kalangan bisnis, mengenai manfaat transaksi multilateral. Hal ini diharapkan dapat membuka peluang bagi lebih banyak pelaku pasar untuk berpartisipasi.

  2. Pengembangan Produk: ICDX berkomitmen untuk terus mengembangkan berbagai produk multilateral yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Produk ini diharapkan dapat menarik lebih banyak insitusi dan individu untuk berinvestasi di pasar berjangka.

  3. Peningkatan Infrastruktur dan Teknologi: ICDX akan terus berinvestasi dalam teknologi dan infrastruktur perdagangan guna memberikan pelayanan yang optimal kepada para pemangku kepentingan. Infrastruktur yang kuat sangat penting dalam mendukung efisiensi dan keamanan transaksi.

Transaksi multilateral memiliki karakteristik khusus, di mana banyak penjual dan pembeli bertemu tanpa saling mengenal, dilakukan dalam kerangka bursa. Semua transaksi ini otomatis terdaftar di bursa, yang memberikan transparansi dan kepercayaan kepada para pelaku pasar.

ICDX berperan penting dalam menyediakan fasilitas dan infrastruktur untuk anggotanya melakukan transaksi. Di sisi lain, Indonesia Clearing House (ICH) sebagai lembaga kliring mengelola aspek manajemen risiko, margin, dan penyelesaian transaksi, memastikan proses yang aman dan efisien.

Di tahun 2024, volume total transaksi multilateral mencapai 1.763.296 lot dengan notional value sebesar Rp 150 triliun. Menariknya, pada tahun 2025 hingga akhir Februari, volume transaksi mencapai 123.126 lot dengan notional value Rp 9.978 triliun. Beberapa kontrak dengan volume transaksi terbesar meliputi:

  • GOLDGR: 29.728 lot
  • GOLDUDMic: 24.224 lot
  • CPOTR: 14.668 lot

Kontrak-kontrak ini merupakan contoh nyata dari produk transaksi multilateral yang didasarkan pada komoditas emas dan Crude Palm Oil (CPO). Keberhasilan transaksi ini mencerminkan tumbuhnya minat dan kepercayaan pelaku pasar terhadap produk yang ditawarkan ICDX.

Dengan langkah-langkah strategis ini, ICDX berharap dapat berkontribusi positif dalam meningkatkan daya saing industri perdagangan berjangka komoditi di Indonesia. Dukungan terhadap penguatan transaksi multilateral tidak hanya akan memperluas partisipasi pasar, tetapi juga memberikan peluang bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Rina Lestari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button