Musisi Riefian Fajarsyah, yang lebih dikenal sebagai Ifan Seventeen, kini menduduki posisi penting sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN). Namun, penunjukan ini menuai keraguan dari publik mengenai kapabilitasnya dalam industri perfilman. Dalam konferensi pers yang berlangsung di Gedung PFN, Jakarta Timur, pada Jumat lalu, Ifan menjelaskan bahwa banyak orang yang hanya mengenalnya sebagai penyanyi, tanpa menyadari bahwa dia sudah terjun ke dunia perfilman.
Sejak tahun 2018, Ifan telah memiliki production house sendiri dan pada tahun 2021, ia berhasil memproduksi sebuah film yang ditayangkan di platform streaming. Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa pada tahun 2020, dia memproduseri film berjudul “Kemarin”. “Jadi, ya mungkin, netizen tahunya aku penyanyi aja. Sebenarnya di situ masalahnya, ketidaktahuan aja,” ungkap Ifan.
Mengenai tanggung jawab barunya sebagai Dirut PFN, Ifan mengungkapkan bahwa ada banyak hal yang harus segera dibenahi. Dia menjelaskan bahwa banyak pegawai PFN yang menghadapi masalah dalam hal gaji. “Ini kalau aku analogikan begini, PFN ini, maksudnya begini, bagaimana orang bisa berkarya kalau perutnya masih lapar? Ini yang dihadapi oleh PFN,” papar Ifan.
Dengan pendekatan yang pragmatis, Ifan menyatakan bahwa langkah awalnya adalah memastikan kesejahteraan karyawan. Dia berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan dasar pegawai agar mereka tidak terbebani dengan masalah finansial saat mereka berupaya berkarya. "Jadi kita penuhi dulu perutnya, kenyang dulu, jangan lagi mikir perut, jangan lagi pusing buat mikir makan tiap hari, baru nanti kita pikirkan karya ke depannya," jelas dia menegaskan pentingnya aspek kesejahteraan.
Berikut beberapa fokus utama yang disampaikan Ifan dalam pengelolaan PFN ke depan:
-
Pembenahan Gaji Karyawan: Ifan berkomitmen untuk memastikan gaji karyawan PFN dibayarkan secara lengkap dan tepat waktu. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan produktif.
-
Peningkatan Kualitas Produksi Film: Dalam usaha untuk meningkatkan kualitas produksi film, Ifan menyatakan pentingnya kolaborasi antara para kreator di dalam PFN dan luar PFN. Dia berharap sinergi ini dapat menghasilkan karya-karya yang berkualitas tinggi dan layak untuk dipresentasikan.
-
Transformasi Organisasi: Ifan ingin melakukan reformasi di dalam PFN, meningkatkan sistem manajemen dan administrasi untuk mengoptimalkan operasional perusahaan film negara.
-
Peningkatan Kapasitas SDM: Menyadari pentingnya kualitas sumber daya manusia, dia berencana untuk memberikan pelatihan dan pengembangan bagi karyawan PFN agar mereka dapat bersaing di industri film yang semakin ketat.
- Inovasi dalam Produksi: Ifan juga ingin mendorong inovasi dalam produksi film, dengan memanfaatkan teknologi terbaru dan prinsip-prinsip kreatif yang sesuai dengan tren zaman saat ini.
Kepedulian Ifan terhadap karyawannya merupakan langkah awal yang baik dalam memimpin PFN. Ia berharap, dengan membenahi kesejahteraan pegawai terlebih dahulu, PFN dapat kembali menjadi lembaga yang produktif dan menciptakan karya-karya sinematik yang berkualitas. Jika Ifan berhasil menjalankan langkah-langkah ini, mungkin saja keraguan publik akan dapat terjawab. Sebagai seorang musisi yang telah berpengalaman dalam dunia kreatif, Ifan bertekad menunjukkan bahwa dia lebih dari sekadar penyanyi, melainkan juga seorang pemimpin yang dapat membawa PFN menuju perubahan yang lebih baik.