Ifan Seventeen kini menjadi sorotan publik setelah ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (Persero) atau PFN. Keputusan penunjukan ini memicu protes dari berbagai pihak, terutama kalangan pelaku industri film di Indonesia. Sebelum menjabat di PFN, Ifan memiliki berbagai bisnis dan jabatan lain yang menunjukkan kemampuannya di luar dunia musik.
Salah satu jabatan Ifan adalah sebagai Ketua Badan Komunikasi dan Informasi (Bakominfo) DPP GEKRAFS. GEKRAFS, yang merupakan singkatan dari Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional, berfungsi sebagai wadah independen bagi pelaku ekonomi kreatif di Indonesia. Dalam organisasi yang didirikan pada Januari 2019 ini, Ifan berperan dalam mengembangkan sektor ekonomi kreatif yang vital bagi perekonomian bangsa. “Badan ini menjadi integrator dan dukungan bagi seluruh pelaku ekonomi kreatif,” ungkap Ifan dalam profilnya.
Ifan juga menjabat sebagai Dewan Karir (Wankar) di Beyond Professional (Bepro). Bepro, yang awalnya berfungsi sebagai komunitas relawan untuk mendukung Prabowo Subianto dalam pemilihan presiden, telah bertransformasi menjadi platform bagi generasi muda untuk mengembangkan karir dan memberikan dampak positif bagi masyarakat. Ifan aktif dalam program Bepro Academy yang bertujuan untuk melatih dan menciptakan agen perubahan.
Bisnis Ifan tidak hanya berkaitan dengan organisasi. Ia juga co-founder iVolks Creative, sebuah perusahaan penyiaran dan produksi media. iVolks Creative memproduksi berbagai jenis konten, mulai dari film hingga video corporate, serta layanan fotografi. Salah satu proyek sukses yang dihasilkan oleh perusahaan ini adalah film yang ditayangkan di MAXStream dengan judul “Kau & Dia,” yang mencapai 3,5 juta penonton. iVolks Creative juga dikenal akan kolaborasinya dalam memproduksi video klip dan film, seperti yang teranyar adalah film “Yuyun The Movie,” yang sedang dalam tahap persiapan rilis.
Selain itu, Ifan Seventeen pun mendirikan D’KEYS MUSIC STUDIO, sebuah studio musik dan rekaman yang terletak di Jakarta Selatan. Studio ini dibuka untuk publik sejak November 2024 dan menyediakan fasilitas untuk pelatihan dan produksi musik. Dengan pengalaman dan jaringan yang luas di industri musik, Ifan berharap D’KEYS dapat menjadi tempat berkumpulnya para musisi muda.
Meski demikian, penunjukan Ifan sebagai Direktur Utama PFN menjadi perhatian karena ia dikenal lebih sebagai penyanyi ketimbang seorang produser film. Jika meninjau latar belakang karirnya, satu-satunya proyek film yang ia produseri adalah film “Kemarin” yang rilis pada 2020. Protes muncul dari kalangan industri yang mempertanyakan apakah Ifan memiliki pengalaman yang cukup untuk memimpin perusahaan film milik negara ini.
Terkait posisinya di PFN, Ifan diperkirakan akan menerima gaji sekitar Rp84 juta per bulan, atau setara dengan Rp1 miliar per tahun. Hal ini merujuk pada utang gaji yang tertuang dalam laporan liabilitas PFN tahun 2023. Dengan hanya dua orang direksi pada waktu itu, posisi Ifan dianggap memiliki tanggung jawab yang besar.
Dalam menjalani tugas barunya sebagai Direktur Utama PFN, Ifan Seventeen menghadapi tantangan untuk membuktikan kapasitasnya dalam dunia film, serta harapan dari publik dan industri film yang mungkin skeptis terhadap kemampuannya. Meskipun demikian, keberhasilan Ifan dalam bisnis dan organisasinya sebelumnya menunjukkan bahwa dia memiliki potensi untuk berkembang dan membawa angin segar bagi PFN.
Dalam catatan akhir, keberadaan Ifan sebagai sosok multi-talent di industri kreatif membuka banyak peluang sekaligus tantangan. Keterlibatannya dalam bisnis dan organisasi menunjukkan bahwa ia berkomitmen untuk mendorong kemajuan, baik dalam bidang musik maupun film, dan berharap dapat memberikan dampak positif bagi industri kreatif Tanah Air.