Ifan Seventeen Siap Mundur dari Dirut PFN untuk yang Lebih Hebat

JAKARTA – Ifan Seventeen, musisi sekaligus Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN), mengungkapkan kesiapannya untuk mundur dari jabatannya jika ada orang lain yang dianggap lebih mampu untuk menggantikannya. Hal ini diungkap melalui akun Instagram-nya, di mana dia menyatakan, “Apabila ada orang yang lebih mampu, mau, dan bisa menggantikan saya, maka saya akan mundur. Silakan datang ke kantor PFN kapan pun.”

Pernyataan Ifan ini menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab yang diembannya, sekaligus kesiapan untuk memberikan ruang bagi pemimpin baru jika dianggap perlu. Namun, dia juga menegaskan bahwa jika belum ada kandidat yang tepat, dirinya akan tetap melanjutkan tugas dan tanggung jawabnya di PFN. “Saya tidak akan mundur dari tugas, seberat apapun itu, sampai titik ujung perjuangan,” tambahnya.

Dalam pernyataannya, Ifan mengungkapkan sejumlah permasalahan yang dihadapi PFN. Salah satu isu utama adalah kondisi finansial perusahaan yang sedang tidak sehat, di mana PFN memiliki utang miliaran rupiah, termasuk utang kepada vendor, dan kewajiban gaji pegawai serta BPJS yang belum terpenuhi. Selain itu, infrastruktur PFN juga membutuhkan perbaikan mendesak, mencakup fasilitas gedung dan peralatan yang tidak memadai.

Berbicara tentang sumber pendapatan PFN saat ini, Ifan menjelaskan bahwa perusahaan ini bertahan hidup dengan menyewakan ruangan-ruangan yang ada di gedungnya. Beberapa ruangan disewakan untuk keperluan kafe, kantor lembaga bantuan hukum, hingga travel umrah. Hal ini menunjukkan bahwa PFN harus berpikir kreatif dalam mencari cara untuk bertahan di tengah berbagai tantangan yang dihadapinya.

Langkah yang diambil Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN menunjukkan komitmennya untuk memperbaiki keadaan perusahaan coorporate yang sudah ada sejak lama ini. Di satu sisi, tindakan ini memperlihatkan sikapnya yang rendah hati, mengutamakan kepentingan perusahaan di atas kepentingan pribadinya. Di sisi lain, hal ini juga menjadi refleksi tentang tantangan yang dihadapi oleh banyak perusahaan di industri film tanah air.

Menutup pernyataannya, Ifan meminta doa dan dukungan dari masyarakat agar PFN dapat bangkit kembali dan menghasilkan karya-karya berkualitas dalam industri perfilman Indonesia. “Harapan saya, masyarakat tidak hanya mendoakan tetapi juga ikut berpartisipasi dalam membangkitkan kembali PFN,” ujarnya.

Dengan situasi yang ada, keputusan Ifan untuk bersikap terbuka mengenai masa depannya sebagai Dirut PFN mungkin menjadi tonggak penting dalam sejarah perusahaan ini. Terlebih, selama ini PFN dikenal sebagai pelopor dalam industri perfilman di Indonesia dan banyak mengeluarkan karya yang menjadi bagian dari sejarah perfilman tanah air.

Jika PFN berhasil mengatasi tantangan yang ada dan menemukan pemimpin yang tepat, masa depan perusahaan ini bisa jadi lebih cerah, dengan harapan bahwa PFN akan dapat kembali berkontribusi secara signifikan terhadap perkembangan industri film di Indonesia.

Ifan Seventeen, yang memutuskan terjun ke manajemen karena kecintaannya pada dunia film, juga memperlihatkan bagaimana seorang figur publik dapat berperan dalam sektor yang berbeda dari karir utamanya. Dengan semua tantangan yang ada, keputusan Ifan untuk mundur demi kepentingan yang lebih besar menjadi pembicaraan yang menarik di kalangan masyarakat dan penggiat industri film.

Exit mobile version