
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Kamis, 13 Maret 2025, dengan penurunan sebesar 17,62 poin atau setara 0,26 persen, mengakhiri sesi pada level 6.647. Penurunan ini menjadi salah satu tanda melemahnya pasar saham di Indonesia, setelah sebelumnya IHSG menunjukkan tren positif dan penguatan signifikan di hari-hari terakhir. Nilai transaksi saham juga mengalami penurunan, tercatat mencapai Rp 7,4 triliun selama sesi perdagangan hari ini. Rentang pergerakan indeks berada antara 6.618 hingga 6.707, menunjukkan volatilitas yang menghiasi pasar.
Beberapa faktor yang menyebabkan pelemahan IHSG berasal dari pergerakan positif di beberapa sektor saham, namun diimbangi dengan koreksi di sektor-sektor lain. Khususnya, sektor keuangan terpantau merosot 1,39 persen, sektor industri mencatat penurunan sebesar 0,77 persen, dan sektor infrastruktur turun 0,54 persen. Satu-satunya sektor yang menunjukkan kinerja baik adalah sektor teknologi, yang melonjak hingga 5,83 persen, menjadi sorotan di tengah ketidakpastian pasar.
Dalam analisis lebih lanjut, CGS Sekuritas melaporkan lima saham yang terpantau parkir di zona merah pada hari ini:
PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA): Saham ERAA mengalami penurunan sebesar 0,51 persen, atau dua poin, dan ditutup pada level 390. Meskipun sempat mengalami kenaikan 2,55 persen pada awal sesi berkat peluncuran iPhone 16 yang mendapatkan sertifikasi TKDN, sentimen negatif dari pasar menyebabkan penurunan ini.
PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO): Terlihat bahwa saham SIDO mengalami penurunan sebesar 0,89 persen atau lima poin ke level 555. Meskipun laba bersih perusahaan tersebut mengesankan dan sedikit di atas ekspektasi, pergerakan saham masih tertekan oleh koreksi umum di pasar.
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA): Saham BBCA mencatat penurunan signifikan sebesar 1,64 persen, atau 150 poin, mencapai posisi 8.975. Penurunan ini dipicu oleh konfirmasi perusahaan tentang pembagian dividen final tahun buku 2024 yang diharapkan, yang tidak mampu mengangkat harga saham.
PT Mayora Indah Tbk (MYOR): Saham MYOR mengalami kemerosotan lebih dalam, tergerus 1,83 persen atau 40 poin dengan harga penutupan di 2.150. Penurunan laba yang dialami perusahaan diperkirakan menjadi penyebab utama dari aksi jual pada saham ini, seiring dengan meningkatnya biaya bahan baku.
- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI): BBRI tercatat turun 2,83 persen, atau 90 poin, mengakhiri perdagangan di 3.800. Meskipun sebelumnya menunjukkan penguatan, aksi ambil untung dan penurunan harga yang sudah cukup dalam memicu sentimen negatif pada saham ini.
Pergerakan IHSG yang tertekan hari ini menunjukkan bahwa meskipun beberapa sektor masih mampu memberikan kinerja positif, investor tetap mencermati risiko yang ada. Sebagai catatan, dengan adanya ketidakpastian di pasar global serta sentimen dalam negeri, investor disarankan untuk berhati-hati dalam mengambil keputusan, terutama dalam memilih saham di tengah situasi yang fluktuatif ini.
IHSG yang melemah juga menjadi pengingat akan pentingnya diversifikasi investasi dan memahami dinamika pasar untuk meminimalkan risiko. Pasar saham Indonesia perlu diperhatikan ke depannya, terutama dengan peluncuran produk baru dan pelaporan kinerja perusahaan yang akan datang yang dapat kembali mendorong minat investasi.