Bisnis

IHSG Hari Ini, 11 Feb 2025: Mendatar Menanti Kebijakan Tarif AS

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada hari ini, Selasa 11 Februari 2025, menunjukkan keadaan stagnan di pasar saham, dibuka melemah 18,32 poin atau setara dengan 0,28% ke posisi 6.629,82. Sementara itu, indeks LQ45 yang mencakup 45 saham unggulan juga mengalami penurunan sebanyak 4,85 poin atau 0,63%, menjadi 768,41.

Para analis pasar dari Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas mengindikasikan bahwa pelemahan IHSG terjadi karena pelaku pasar masih dalam sikap "wait and see" terkait kebijakan tarif impor yang diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dalam pernyataan yang dilansir, Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas memprediksikan bahwa IHSG hari ini akan kembali bergerak secara sideways atau mendatar. "IHSG hari ini diprediksi akan kembali bergerak sideways," ungkap mereka dalam kajiannya yang dilakukan di Jakarta.

Ketidakpastian yang menghangat di pasar internasional berpusat pada pengumuman Trump mengenai rencana pengenaan tarif sebesar 25% untuk semua jenis impor baja dan aluminium. Meskipun kebijakan tersebut mengundang perhatian, Trump belum menentukan kapan pelaksanaan tarif ini akan mulai berlaku. Selain itu, Trump juga berencana untuk menerapkan tarif balasan kepada negara-negara yang mengenakan tarif tinggi terhadap impor produk-produk dari AS. Kebijakan ini mengingatkan pada tarif yang sebelumnya dikenakan terhadap Tiongkok, yang telah memicu kontroversi dan ketegangan dalam perdagangan internasional.

Para pelaku pasar semakin khawatir bahwa kenaikan tarif ini dapat berdampak pada inflasi di AS. Kenaikan inflasi yang berpotensi terjadi membuat posisi bank sentral AS, The Fed, menjadi lebih sulit untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan. Dalam konteks ini, ada beberapa hal yang menjadi perhatian utama bagi para investor:

  1. Kebijakan Tarif AS: Ketidakpastian mengenai waktu dan detail pengenaan tarif ini menambah keraguan di kalangan investor, mendorong mereka untuk menahan diri dalam melakukan transaksi besar.

  2. Rilis Laporan Keuangan: Di dalam negeri, para pelaku pasar masih menantikan rilis laporan keuangan perusahaan untuk keseluruhan tahun 2024. Data ini diharapkan dapat memberikan gambaran lebih jelas tentang kinerja perusahaan-perusahaan di Indonesia.

  3. Data Penjualan Mobil: Minggu ini, juga akan ada rilis data penjualan mobil Indonesia, setelah sebelumnya mengalami penurunan 6,40%. Data ini menjadi indikator penting untuk melihat tren konsumsi masyarakat.

Kondisi ini membuat IHSG berisiko untuk bergerak dalam rentang terbatas di hari ini, dengan peluang untuk mengalami fluktuasi kecil. Meskipun situasi tersebut membuat banyak investor cenderung menunggu, tetap ada beberapa sektor yang dapat menjadi perhatian. Investor disarankan untuk tetap memperhatikan perkembangan data ekonomi dan kebijakan yang dapat mempengaruhi pasar lebih luas.

Sementara itu, pelaku pasar di dalam negeri menanti untuk melihat apakah ada reaksi terhadap kebijakan tarif yang diumumkan di luar negeri dan dampaknya terhadap pasar lokal. Banyak investor yang berharap adanya kejelasan mengenai kebijakan tersebut agar dapat mengambil keputusan investasi yang lebih informed.

Dengan perkembangan ini, IHSG hari ini tetap berada dalam sinergi antara faktor domestik dan internasional. Dalam situasi ini, ketidakpastian global ditambah dengan sinyal-sinyal dari sektor domestik dapat membuat pergerakan indeks saham Indonesia menjadi sangat dinamis, meskipun saat ini menunjukkan adanya kecenderungan mendatar. Pelaku pasar perlu terus memantau situasi untuk berada di posisi yang tepat dalam berinvestasi.

Rina Lestari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button