
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Rabu (19/3/2025) kembali menunjukkan tren penurunan dengan dibuka pada level 6.221,20, lalu terkoreksi tajam hingga anjlok 1,14% menjadi 6.152,36 dalam waktu hanya satu menit. Dalam kondisi pasar yang meredup ini, terlihat ada 154 saham yang menguat, namun angka tersebut jauh lebih kecil dibandingkan dengan 222 saham yang mengalami penurunan serta 581 saham lainnya yang stagnan.
Nilai transaksi awal pada hari tersebut tercatat sebesar Rp773,0 miliar dengan volume perdagangan mencapai 676,6 juta lembar saham. Penurunan IHSG ini sejalan dengan pergerakan sejumlah indeks lainnya yang kompak tergerus, seperti LQ45, IDX30, JII, dan MNC36, yang masing-masing mencatat penurunan di bawah 1%. Dominasi warna merah pada grafik perdagangan menunjukkan bahwa mayoritas sektor sedang mengalami tekanan, kecuali sektor energi dan keuangan yang masih menunjukkan pertumbuhan.
Dari sisi pergerakan saham, ada sejumlah nama yang menjadi sorotan baik dari sisi penguatan maupun penurunan. Tiga saham yang memimpin sebagai top gainers diantaranya:
1. PT Batulicin Nusantara Tbk (BESS) yang mencatat kenaikan tertinggi sebesar 16,16%, ditutup pada harga Rp1.150.
2. PT Puri Global Sukses Tbk (PURI) yang mengalami lonjakan sebesar 11,76%, mencapai Rp228.
3. PT Pakuan Tbk (UANG) yang mencatat kenaikan 11,45%, berakhir di harga Rp370.
Kenaikan ini seolah menjadi sinar terang di tengah gelapnya kondisi pasar yang mayoritas mengalami penurunan. Namun, di sisi lain, pasar juga mencatat beberapa saham yang mengalami penurunan signifikan dan masuk dalam kategori top losers:
1. PT DCI Indonesia Tbk (DCII) dengan penurunan hampir 20% yaitu 19,95%, dan ditutup pada harga Rp92.700.
2. PT Suryamas Dutamakmur Tbk (SMDM) yang melemah 12,12%, berakhir di harga Rp1.305.
3. PT Fortune Mate Indonesia Tbk (FMII) yang juga merosot 12,07%, ditutup pada angka Rp408.
Rangkaian penguatan dan penurunan saham ini memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi pasar saat ini. Meskipun ada beberapa saham yang mampu bertahan dan bahkan melonjak, tekanan pasar secara keseluruhan terlihat kuat. Hal ini mencerminkan sentimen negatif yang masih meliputi investor, mungkin karena faktor makroekonomi yang kurang mendukung atau ketidakpastian pasar yang terus berlanjut.
Sektor-sektor yang tetap menunjukkan pertumbuhan, seperti energi dan keuangan, menjadi perhatian khusus bagi para investor. Kehadiran beberapa saham unggulan di sektor-sektor tersebut mungkin bisa dimanfaatkan oleh investor yang mencari peluang di tengah pasar yang bergejolak.
Pergerakan IHSG dan saham-saham di dalamnya saat ini menjadi sangat krusial untuk dicermati. Investor disarankan untuk tetap berhati-hati dan melakukan analisis mendalam terhadap potensi saham yang ada. Dengan mempertimbangkan data dan kondisi terkini, diharapkan keputusan investasi yang diambil bisa lebih terarah dan menguntungkan di masa depan.
IHSG yang masih memerah di level 6.221,20 akan memastikan bahwa perhatian pasar tetap terfokus pada pergerakan saham-saham yang tengah “pesakitan” saat ini, dan menjadi indikator bagi arah pergerakan pasar selanjutnya.