Beijing mengumumkan rangkaian tindakan baru yang menargetkan perusahaan-perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, termasuk dua raksasa teknologi, Google dan Apple. Keputusan ini merupakan respons langsung terhadap tarif yang diterapkan oleh Washington, yang telah mengintensifkan perang dagang antara kedua negara. Dalam langkah ini, Administrasi Negara untuk Regulasi Pasar (SAMR) China mengumumkan bahwa penyelidikan terhadap Google telah dimulai berdasarkan dugaan pelanggaran undang-undang antimonopoli.
Google, yang saat ini menghadapi penyelidikan ini, tidak memberikan banyak rincian terkait tuduhan yang dilaporkan atau tentang dugaan pelanggaran tersebut. Meskipun produk Google seperti mesin pencariannya diblokir di China dan kontribusinya pada pendapatan global hanya sekitar 1%, perusahaan tetap berusaha menjaga hubungan dengan mitra-mitranya di negara tersebut, termasuk pengiklan.
Sebagai catatan, pada tahun 2017, Google sempat meluncurkan pusat kecerdasan buatan di China; namun, proyek tersebut ditutup dua tahun kemudian. Saat ini, Google tidak terlibat dalam penelitian AI di negara itu, sebagaimana diungkapkan dalam sebuah posting blog perusahaan.
Sementara itu, Apple juga tidak ketinggalan dalam sorotan regulasi China. Menurut informasi, SAMR diperkirakan akan meluncurkan penyelidikan antimonopoli menyeluruh yang berfokus pada App Store milik Apple. Penyelidikan ini akan menargetkan kebijakan komisi sebesar 30% yang dikenakan pada pembelian dalam aplikasi. Hal ini terjadi di tengah kritik dari pengembang lokal seperti Tencent dan ByteDance, yang menyatakan bahwa kebijakan Apple menghambat persaingan dan menguntungkan perusahaan asing ketimbang konsumen lokal.
Berikut adalah beberapa poin penting terkait penyelidikan ini:
- Pelanggaran Antimonopoli: Pemerintah China menduga bahwa Google dan Apple telah melanggar undang-undang antimonopoli, yang dapat berimplikasi besar pada operasi bisnis mereka di China.
- Dampak terhadap Pendapatan: Bagi Google, yang hanya mendapatkan 1% pendapatan dari pasar China, penyelidikan ini dapat berpengaruh signifikan meski kontribusi tersebut kecil.
- Kritik dari Pengembang Lokal: Kebijakan App Store Apple yang membatasi sistem pembayaran pihak ketiga dan menekan toko aplikasi alternatif menjadi fokus kritik, terutama dari perusahaan-perusahaan domestik.
- Dampak Perang Dagang: Tindakan ini merupakan bagian dari dampak lebih luas dari perang dagang yang berlangsung antara AS dan China, di mana masing-masing negara saling membalas dengan pembatasan terhadap perusahaan-perusahaan dari negara lawan.
- Tindakan Terkait Sektor Chip: Sebelumnya, China juga meluncurkan penyelidikan terhadap Nvidia sebagai balasan terhadap pembatasan yang diberlakukan oleh AS dalam sektor chip, menunjukkan bahwa ini adalah bagian dari strategi yang lebih besar dalam respons terhadap tindakan AS.
Penyelidikan ini hanya satu dari banyak langkah yang diambil China dalam rangka melindungi pasar domestik dan mendukung perusahaan-perusahaan lokal, terutama dalam menghadapi ketegangan perdagangan yang semakin meningkat. Dengan terus berkembangnya pengaruh China dalam industri teknologi global, bagaimana respons dari Google dan Apple terhadap penyelidikan ini akan menjadi perhatian utama bagi pengamat industri. Terlebih lagi, tindakan ini mengindikasikan bahwa perang dagang antara AS dan China mungkin akan berlanjut, dengan dampak yang luas terhadap ekosistem bisnis global.