JAKARTA – Indonesia dan India semakin memperkuat kerja sama di bidang keuangan melalui penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Asosiasi Reksa Dana India (AMFI) dan Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII). Acara bersejarah ini berlangsung pada hari Sabtu, bertepatan dengan kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke New Delhi. Penandatanganan tersebut dilaksanakan oleh Navneet Munot, Ketua AMFI, dan Hanif Mantiq, Ketua AMII yang juga menjabat sebagai CEO Star AM.
Kerja sama ini datang saat industri reksa dana India menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pada 31 Desember 2024, industri tersebut diperkirakan akan mengelola aset senilai £66,93 triliun (sekitar USD797,87 miliar), meningkat jauh dari £10,51 triliun pada Desember 2014. Peningkatan ini tidak hanya mencerminkan kepercayaan publik yang semakin tinggi, tetapi juga literasi keuangan yang berkembang di kalangan masyarakat. Jumlah akun investor individu atau folio juga meningkat pesat, dari sekitar 40 juta pada 2014 menjadi 225 juta pada 2024.
Inisiatif ini dilihat sebagai peluang bagi Indonesia untuk belajar dari pengalaman dan keberhasilan India dalam pengembangan industri reksa dananya. Melalui kolaborasi ini, diharapkan akan ada transfer pengetahuan yang dapat membantu Indonesia mengembangkan sektor manajemen asetnya. “India dapat membantu negara-negara berkembang seperti Indonesia untuk menarik investasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi,” kata sumber yang terlibat dalam pertemuan tersebut.
Di sisi lain, kolaborasi ini sejalan dengan visi Viksit Bharat 2047 yang dicanangkan oleh Perdana Menteri Modi dan tujuan Indonesia untuk mencapai ekonomi maju pada tahun 2045, yang bertepatan dengan 100 tahun kemerdekaan negara tersebut. Visi ini dikenal sebagai Visi Indonesia Emas 2045, yang bertujuan menjadikan Indonesia sebagai negara yang berdaulat, maju, adil, dan makmur. Strategi untuk mencapai tonggak sejarah ini mencakup memperkuat industri pasar modal dan manajemen aset.
Nota Kesepahaman ini juga menjadi langkah strategis bagi India untuk memposisikan dirinya sebagai pemimpin dalam pertumbuhan sektor keuangan di Global Selatan. Dalam dekade-dakade sebelumnya, India sering mencari panutan di Global Utara, tetapi melalui kolaborasi ini, India berusaha untuk membalikkan tren tersebut. Dengan berbagi pengalaman dan praktik terbaik di industri reksa dana, India berharap dapat menjadikan dirinya sebagai sumber daya utama bagi negara-negara yang ingin mengembangkan pasar modal mereka secara berkelanjutan.
Acara tersebut turut dihadiri oleh Sandeep Chakraborty, Utusan India untuk Indonesia, yang memainkan peran penting dalam memperkuat kemitraan ini. Komitmen kedua negara dalam memperkuat hubungan di sektor keuangan diharapkan dapat membuka peluang baru bagi investasi yang lebih besar dan pertumbuhan ekonomi yang lebih stabil di kawasan.
Dengan semakin terbukanya akses ke layanan keuangan di negara berkembang, kerjasama ini diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi kedua belah pihak tetapi juga bagi stakeholders yang lebih luas, termasuk investor dan masyarakat umum. Investasi yang terarah dalam pengembangan pasar modal menjadi aspek penting untuk menciptakan lingkungan ekonomi yang lebih dinamis dan inklusif.
Sebagai penutup, penandatanganan Nota Kesepahaman ini menjadi simbol dari komitmen kuat antara Indonesia dan India untuk saling mendukung dalam meningkatkan daya saing ekonomi masing-masing. Langkah ini tidak hanya akan memperkuat hubungan bilateral, tetapi juga berkontribusi terhadap perekonomian yang lebih luas di tingkat regional dan global.