Indonesia akan menjadi tuan rumah Indonesia Economic Summit (IES) 2025, sebuah forum ekonomi internasional yang diinisiasi oleh Indonesian Business Council (IBC). Event ini direncanakan akan menarik perhatian para investor asing dan pelaku bisnis global untuk berinvestasi di Indonesia. Dengan mempertimbangkan dinamika ekonomi dan tantangan global saat ini, IES 2025 diharapkan dapat menjadi sarana bagi negara ini untuk memperkuat posisinya di peta investasi dunia.
Lebih dari 1.000 pemimpin bisnis dari 48 negara akan berpartisipasi dalam IES 2025, yang akan dihadiri oleh 100 pembicara terkemuka dari dalam dan luar negeri. Ketua Dewan Pengawas IBC, Arsjad Rasjid, menjelaskan bahwa forum ini dirancang sebagai wadah untuk mendiskusikan strategi konkret dalam menghadapi tantangan dunia usaha, termasuk investasi, manufaktur, dan energi berkelanjutan. Di antaranya, para pembicara juga akan membahas isu-isu penting seperti inovasi, talenta, dan kebijakan keuangan.
Arsjad menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia membutuhkan kemitraan yang erat lintas sektor. Keselarasan antara kebijakan publik, swasta, dan masyarakat menjadi kunci untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan," ungkapnya di Jakarta. IBC berkomitmen untuk menjadi penghubung strategis antara sektor swasta, pemerintah, dan mitra global untuk memfasilitasi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik.
Event ini tidak hanya akan menampilkan pembicara dari Indonesia, tetapi juga tokoh-tokoh penting dari berbagai negara seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, dan Australia. Hal ini menunjukkan antusiasme global terhadap potensi investasi di Indonesia. Dalam sesi roundtable yang diselenggarakan selama acara, para pemimpin bisnis akan memiliki kesempatan untuk mendiskusikan peluang kolaborasi dan investasi di berbagai sektor.
Beberapa topik penting yang akan dibahas selama IES 2025 meliputi:
- Industri dan Investasi: Menyusun strategi untuk menarik lebih banyak investasi asing langsung.
- Kebijakan Fiskal dan Moneter: Mengkaji dampak kebijakan pemerintah terhadap sektor ekonomi.
- Ketahanan Pangan: Menyusun langkah-langkah untuk memastikan ketersediaan makanan yang berkelanjutan.
- Transisi Energi: Mengembangkan inisiatif energi terbarukan untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.
- Pengembangan Talenta Manusia: Fokus pada peningkatan kemampuan sumber daya manusia untuk menyokong industri.
CEO IBC, Sofyan Djalil, menuturkan bahwa tujuan dari IES 2025 adalah untuk menciptakan iklim investasi yang lebih baik yang menguntungkan semua pihak, baik sektor swasta maupun pemerintah. “Dengan pengalaman para pemimpin sektor swasta, IBC berupaya mendorong terciptanya iklim kebijakan publik yang baik, sehingga mempermudah aktivitas bisnis dan meningkatkan daya saing,” jelasnya.
Selain sesi utama, acara ini juga akan memberikan ruang bagi peserta untuk menjalin interaksi langsung dengan para pemimpin bisnis dan pejabat pemerintah. Mengingat peranan penting sektor swasta dalam mendorong inovasi dan investasi, fokus utama IBC adalah menciptakan kebijakan pro-bisnis yang dapat memperkuat pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Dengan adanya IES 2025, diharapkan Indonesia bisa menarik lebih banyak investor asing yang tertarik berkolaborasi dalam pengembangan ekonomi. Forum ini menjadi langkah strategis untuk memfasilitasi dialog yang konstruktif antara sektor publik dan swasta, mengingat tantangan dan peluang yang ada di era global saat ini. Seiring dengan berkembangnya dinamika ekonomi dunia, investasi yang berkelanjutan akan menjadi kunci bagi masa depan ekonomi Indonesia yang lebih cerah dan inklusif.