Indonesia Kutuk Serangan Israel di Gaza, Desak DK PBB Bertindak!

Pemerintah Indonesia mengeluarkan pernyataan keras mengutuk serangan terbaru yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza pada Selasa dini hari waktu setempat. Serangan ini dilaporkan telah menyebabkan ratusan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, tewas di tengah bulan suci Ramadan, yang seharusnya menjadi waktu untuk refleksi dan perdamaian. Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) mengungkapkan kekhawatiran bahwa aksi militer tersebut merupakan rangkaian dari provokasi Israel yang dapat mengancam gencatan senjata dan menghambat prospek perdamaian di kawasan, terutama terkait solusi dua negara yang selama ini diupayakan.

Dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui media sosial X, Kemlu RI mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk segera mengambil tindakan konkret guna menghentikan serangan yang dinilai semakin memperburuk situasi kemanusiaan di Gaza. Indonesia menunjukkan kepedulian mendalam terhadap krisis kemanusiaan yang ditimbulkan oleh serangan ini, yang memperburuk kondisi warga sipil yang sudah terjepit akibat blokade yang diterapkan selama bertahun-tahun.

Berikut adalah beberapa poin penting terkait serangan Israel di Gaza dan respon Indonesia:

  1. Korban Jiwa: Hingga Selasa siang, menurut laporan dari kantor berita Palestina, WAFA, jumlah korban tewas akibat serangan ini mencapai 404 orang, dengan lebih dari 562 lainnya terluka. Banyak warga yang masih terjebak di reruntuhan bangunan yang hancur akibat gempuran udara Israel.

  2. Krisis Kemanusiaan: Serangan ini semakin memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah ada di Jalur Gaza, tempat di mana akses terhadap pasokan makanan, obat-obatan, dan bantuan medis terbatas. Krisis ini telah berlangsung selama bertahun-tahun, memperparah penderitaan warga sipil.

  3. Pentingnya Gencatan Senjata: Kemlu RI menekankan bahwa penting untuk segera memulihkan kesepakatan gencatan senjata guna mencegah lebih banyak korban jiwa di pihak sipil. Gencatan senjata dianggap sebagai langkah awal yang kritis untuk mengurangi tingkat kekerasan.

  4. Respon Hamas: Dalam responnya terhadap serangan Israel, pejabat biro politik Hamas, Izzat Al-Risheq, menegaskan bahwa keputusan Israel untuk melanjutkan perang dapat membahayakan sandera-sandera Israel yang masih berada di Gaza. Ia menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu bahwa keputusan tersebut dapat berujung pada konsekuensi berat bagi semua pihak.

  5. Seruan untuk Perdamaian: Indonesia secara konsisten menyerukan penghentian pendudukan ilegal oleh Israel dan menghimbau komunitas internasional untuk memfasilitasi dialog yang berujung pada perdamaian yang adil dan abadi. Indonesia percaya bahwa hanya dengan penyelesaian yang adil, situasi yang berlangsung lama ini dapat diakhiri.

Indonesia telah lama berkomitmen mendukung perjuangan rakyat Palestina dan menolak tindakan agresi terhadap kaum sipil yang tidak bersalah. Dalam konteks ini, pemerintah Indonesia berjanji untuk terus mengadvokasi hak-hak rakyat Palestina di forum internasional dan mendesak agar taraf kehidupan mereka dapat diperhatikan dengan serius.

Dengan situasi yang semakin memanas, Indonesia mengingatkan pentingnya adanya tindakan yang lebih nyata dari masyarakat internasional, terutama DK PBB. Hanya dengan aksi kolektif dan teguh dari negara-negara di seluruh dunia, situasi darurat di Gaza dapat ditangani dan diakhiri.

Berita Terkait

Back to top button