Olahraga

Indra Sjafri Anggap Banjir Kritikan dan Perbandingan dengan Shin Tae-yong Biasa Saja

Kekalahan Timnas Indonesia U-20 dalam dua pertandingan awal Mandiri U20 Challenge Series 2025 telah memicu banjir kritik dari suporter. Banyak di antara mereka yang merasa kecewa dengan performa tim dan tidak ragu untuk menyalurkan ketidakpuasan mereka kepada pelatih Indra Sjafri. Bahkan, beberapa pengkritik tergerak membandingkan Indra dengan pelatih senior Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, yang selama ini dikenal karena menciptakan terobosan di dunia sepak bola Indonesia.

Menanggapi kritik yang datang, Indra Sjafri tidak terkejut. Ia mengaku telah terbiasa menghadapi komentar negatif dari suporter sepanjang karier kepelatihannya yang telah berjalan selama 14 tahun. Dalam sesi latihan Timnas U-20 di Lapangan Thor, Surabaya, pada 29 Januari 2025, Indra menyatakan: “Kritik itu bukan hal baru bagi saya. Ini terjadi berkali-kali, dan saya sudah menghadapinya.”

Meskipun kritik yang datang tidak menyenangkan, Indra justru mengambil sisi positifnya. Menurutnya, kritik tersebut membangkitkan semangat dan motivasi untuk berbenah diri. Ia optimis, dengan digelarnya Piala Asia U-20 pada 12 Februari hingga 1 Maret 2025 di China, dukungan dari masyarakat Indonesia akan tetap mengalir. Indra menekankan pentingnya dukungan dari semua lapisan masyarakat, “Setiap warga negara Indonesia wajib memberikan dukungan terhadap perjalanan Garuda Nusantara di Piala Asia nanti. Pasalnya, turnamen tersebut mengatasnamakan negara.”

Tentu saja, performa tim yang kurang memuaskan dalam dua pertandingan sebelumnya cukup mencemaskan banyak pihak. Indonesia belum mampu mencetak gol sama sekali, setelah kalah 0-1 dari Yordania dan 0-2 dari Suriah. Kondisi ini menjadi catatan penting yang harus diperbaiki oleh Indra bersama anak asuhnya sebelum bertanding di fase grup Piala Asia yang akan mempertemukan mereka dengan Uzbekistan, Yaman, dan Iran.

Dengan dibandingkan dengan Shin Tae-yong, yang kerap sukses, Indra memahami bahwa ekspektasi suporter cukup tinggi. Namun, ia meminta agar semua pihak memberikan dukungan alih-alih kritik di saat-saat-saat penting. “Mendoakan yang terbaik bagi Indonesia jauh lebih penting saat Piala Asia akan dimulai,” ujar Indra.

Dari sisi psikologis, perbandingan ini bisa memberikan tekanan lebih pada Indra Sjafri. Namun, sepertinya ia tidak membiarkan hal itu mengganggu fokusnya. Mental yang kuat ini diharapkan bisa ditularkan kepada para pemain, terutama menjelang persaingan yang semakin ketat di Piala Asia. Persaingan di grup C tentu tidak mudah, mengingat Uzbekistan, Yaman, dan Iran merupakan tim-tim yang telah terbukti memiliki power di pentas internasional.

Indra juga telah bersiap menghadapi tantangan ini dengan merencanakan program training center di Jakarta sebelum bertolak ke China. Hal ini diharapkan bisa memperbaiki performa tim agar bisa tampil lebih baik di Piala Asia U-20.

Dalam setiap situasi ini, tak bisa dipungkiri bahwa tantangan bagi seorang pelatih di level internasional selalu ada. Indra Sjafri, yang kini kembali menukangi Timnas U-20, memiliki tanggung jawab berat dan harapan yang tak ringan dari masyarakat. Namun, pendekatan profesional dan mental kuat yang ia tunjukkan bisa menjadi kunci dalam mempersiapkan tim menghadapi tantangan di Piala Asia mendatang. Dengan situasi yang ada, harapan akan kebangkitan sepak bola Indonesia masih ada, dan dukungan dari suporter menjadi kunci untuk mendorong Garuda Nusantara maju lebih jauh di pentas dunia.

Andi Pratama adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button