Indra Sjafri dan Timnas: Menghilang Saat Kalah, Kenapa?

Pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri, dan tim pengelola akun media sosial @timnasindonesia memiliki kesamaan yang mencolok selama Piala Asia U-20 2025: keduanya sama-sama menghilang pasca kekalahan tim. Fenomena ini mencuat setelah Timnas Indonesia U-20 terpaksa menelan dua kekalahan berturut-turut, yakni dari Iran U-20 dengan skor 0-3 dan Uzbekistan U-20 dengan skor 1-3. Pada kedua momen tersebut, akun media sosial Timnas Indonesia tidak mengunggah grafis hasil akhir pertandingan, sesuatu yang seharusnya menjadi tanggung jawab mereka sebagai pengelola media.

Di era digital saat ini, keterampilan komunikasi tidak hanya terletak pada kemampuan menyampaikan informasi secara lisan, tetapi juga dalam pengelolaan media sosial. Dalam hal ini, kehadiran dan responsivitas tim media menjadi sangat penting untuk menjaga keterhubungan dengan para penggemar. Namun, selama kejuaraan ini, tampaknya tim pengelola media sosial Timnas Indonesia gagal memenuhi harapan tersebut. Mereka tidak memberikan informasi akurat mengenai hasil pertandingan, yang seharusnya menjadi bagian integral dari tugas mereka.

Tidak hanya tim media yang menunjukkan ‘kekosongan’, tetapi juga Indra Sjafri sebagai pelatih. Menurut standar yang biasa diharapkan, pelatih tim nasional biasanya memberikan pernyataan resmi kepada media setelah pertandingan, terutama setelah mengalami kekalahan. Namun, pada laga melawan Uzbekistan, Indra Sjafri sama sekali tidak mengeluarkan pernyataan setelah pertandingan. Hal ini menarik perhatian banyak pihak, terutama netizen yang menilai ketidakberdayaan ini sebagai kurangnya komitmen terhadap tanggung jawab.

Ada beberapa fakta menarik yang mencerminkan keadaan ini:

  1. Kekalahan Pertandingan: Timnas Indonesia U-20 kalah dari Iran U-20 dengan skor 0-3 dan Uzbekistan U-20 dengan skor 1-3, tanpa adanya pengumuman resmi dari tim pengelola media.

  2. Absennya Pernyataan Pelatih: Indra Sjafri tidak memberikan pernyataan pasca kekalahan, yang biasanya menjadi bagian dari sesi konferensi pers atau rilis media oleh PSSI.

  3. Rilis PSSI Setelah Kekalahan: Artikel yang ditayangkan PSSI setelah pertandingan melawan Uzbekistan hanya menyebutkan komentar dari pemain, Dony Tri Pamungkas dan Iqbal Gwijangge, tanpa adanya kata-kata dari Indra Sjafri.

  4. Surat Resmi yang Terlambat: Pernyataan resmi Indra Sjafri baru dikeluarkan ketika Timnas Indonesia U-20 bersiap menghadapi Yaman U-20, dan itu pun melalui rekaman audio yang tidak disertai dengan informasi mendalam di situs resmi PSSI.

Ketidakadaan komunikasi yang jelas dari tim pengelola dan pelatih mengindikasikan semacam krisis kepercayaan di antara para penggemar. Mereka berharap agar para representatif Timnas Indonesia lebih terbuka dan tanggap terhadap situasi yang terjadi di lapangan. Banyak netizen berkomentar bahwa hal ini menciptakan jarak antara tim dan pendukung. Keberanian untuk berhadapan dengan kenyataan, baik kemenangan maupun kekalahan, selalu menjadi bagian dari tradisi sportivitas yang diajarkan dalam dunia olahraga.

Fenomena ini semakin menegaskan bahwa baik pelatih maupun tim pengelola media harus memiliki kesadaran yang lebih tinggi tentang dampak komunikasi mereka terhadap psikologi tim dan basis penggemar. Dalam dunia sepak bola yang kompetitif, setiap detil komunikasi dapat memengaruhi citra tim, baik di dalam maupun di luar lapangan. Oleh karena itu, penting bagi semua pihak terkait untuk tidak menghilang dalam situasi sulit tetapi justru tampil menghadapi realitas dengan sikap terbuka dan tanggung jawab. Ke depannya, harapan publik adalah agar pelatih dan tim pengelola dapat belajar dari pengalaman ini, meningkatkan kinerja mereka, dan menciptakan hubungan yang lebih erat dengan para penggemar Timnas Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button