Perusahaan teknologi Meta baru-baru ini menerbitkan laporan mengenai tren bisnis di media sosial yang diperkirakan akan mendominasi hingga tahun 2025. Dengan berkembangnya teknologi dan perilaku pengguna, laporan ini menawarkan wawasan penting bagi perusahaan yang ingin sukses di tengah pasar yang semakin kompetitif.
Di kawasan Asia Pasifik, Meta mencatat bahwa terdapat 2,3 miliar pengguna media sosial yang membuat wilayah ini menjadi tempat dengan jejaring sosial terbesar di dunia. Menurut data dari eMarketer, pertumbuhan pengguna di kawasan ini juga lebih pesat dibandingkan dengan rata-rata global. Hal ini membuka peluang baru bagi bisnis untuk memanfaatkan kekuatan jejaring sosial untuk mengembangkan interaksi dan penjualan mereka.
Meta mengidentifikasi lima tren utama yang dapat dijadikan panduan bagi pelaku bisnis. Berikut adalah tren tersebut:
Kecerdasan Buatan Generatif
Kecerdasan buatan generatif semakin menjadi pusat perhatian dalam dunia pemasaran dan bisnis. Teknologi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga mendorong kreativitas dalam pengembangan konten. Meta mencatat lebih dari 1 juta pengiklan menggunakan fitur kreatif berbasis AI dan menghasilkan lebih dari 15 juta iklan dalam satu bulan. Dengan fitur baru seperti video expansion dan image animation, Meta berupaya mendukung pengiklan dalam menciptakan konten berkualitas tinggi yang menarik perhatian konsumen.Perpesanan Bisnis
Tren komunikasi melalui perpesanan semakin populer, terutama di kalangan Generasi Z yang lebih memilih terhubung dengan bisnis melalui Direct Message (DM) alih-alih unggahan publik. Di Indonesia, hasil studi menunjukkan 90 persen pelaku bisnis kini memanfaatkan perpesanan di setiap tahap perjalanan konsumen. Data menunjukkan bahwa 87 persen konsumen lebih memilih perpesanan sebagai sarana utama untuk berkomunikasi dengan bisnis, dengan peningkatan signifikan pada interaksi di platform seperti WhatsApp.Kreator Konten
Ekonomi kreator semakin berkembang, dan diprediksi akan memainkan peran penting dalam strategi pemasaran global. Survei menunjukkan bahwa 94 persen konsumen di Indonesia berinteraksi dengan kreator konten, dan banyak yang mempercayai rekomendasi mereka. Kolaborasi antara brand dengan kreator konten terbukti efektif dalam menjangkau audiens, membuat ini menjadi komponen kunci dalam kampanye sukses.Video
Format konten video kembali mencuri perhatian, dengan proyeksi peningkatan mencapai 15 persen dalam waktu yang dihabiskan untuk menonton konten video di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2025. Pengguna di Instagram dan Facebook kini menghabiskan 60 persen waktu mereka untuk menonton video. Penelitian menunjukkan bahwa 81 persen konsumen menganggap konten video pendek berpengaruh pada keputusan membeli mereka. Bisnis disarankan untuk memanfaatkan video sebagai alat pemasaran yang efektif.- Aktivitas Belanja Lintas Negara
Konsumen kini lebih cenderung melakukan pembelian dari luar negeri untuk mendapatkan pilihan produk yang lebih beragam. Sekitar 50 persen pembeli di Asia Pasifik terlibat dalam belanja lintas negara selama musim belanja tahunan. Fenomena ini menunjukkan bahwa konsumen tidak hanya terfokus pada harga, tetapi juga pada akses terhadap merek-merek yang tidak tersedia di pasar lokal.
Dengan mengikuti tren-tren ini, bisnis diharapkan dapat menjalin hubungan yang lebih erat dengan pelanggan dan beradaptasi dengan dinamika pasar yang selalu berubah. Meta menegaskan pentingnya memahami perilaku pengguna di media sosial sebagai langkah strategis dalam menggali potensi pertumbuhan yang lebih besar di tahun 2025. Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan preferensi konsumen, perusahaan yang bergerak cepat akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan.