Bisnis

Ini Pendorong Harga Emas Capai Rekor Tertinggi di 2023!

Harga emas mencetak rekor tertingginya pada Selasa, 4 Februari 2025, dengan peningkatan signifikan yang didorong oleh meningkatnya minat investor terhadap aset yang dianggap aman. Kenaikan ini sebagian besar disebabkan oleh aksi balasan China yang menerapkan tarif terhadap barang impor dari Amerika Serikat (AS), sebagai respons terhadap kebijakan tarif baru yang diperkenalkan oleh Presiden Donald Trump. Kenaikan harga emas mencerminkan ketidakpastian di pasar global serta gesekan perdagangan antara dua ekonomi terbesar di dunia.

Dari sisi domestik, harga emas Antam pada Rabu, 5 Februari 2025, menjadi Rp 1,663 juta per gram, setelah mengalami kenaikan sebesar Rp 13.000. Ini adalah rekor tertinggi baru yang menunjukkan tren positif dalam investasi emas. Sementara itu, harga emas spot juga mengalami lonjakan sebesar 1,1% menjadi US$ 2.844,56 per ons. Pada awal sesi perdagangan, harga emas sempat mencapai maksimum historisnya di US$ 2.845,14. Di sisi lain, harga emas berjangka di AS ditutup dengan penguatan 0,7%, mencapai US$ 2.875,80.

Ketidakstabilan global ini muncul di tengah melemahnya dolar AS, yang diketahui mengalami penurunan sebesar 0,9%. Melemahnya dolar membuat emas lebih terjangkau untuk investor yang menggunakan mata uang lain. Dengan meningkatnya perang dagang ini, ketidakpastian pun mengemuka, berpotensi meningkatkan minat terhadap aset-aset yang lebih stabil dan aman seperti emas. Langkah agresif yang diambil pemerintahan Trump dalam kebijakan perdagangan telah memicu kekhawatiran akan inflasi, dengan tiga pejabat Federal Reserve memperingatkan potensi risiko inflasi yang dapat mendorong keputusan terkait suku bunga di masa mendatang.

Selain itu, tren investasi yang berpindah ke aset logam mulia ini dilakukan oleh banyak pelaku pasar yang berusaha melindungi nilai terhadap inflasi dan ketidakpastian geopolitik. Emas batangan tetap menjadi pilihan utama sebagai lindung nilai, meskipun imbal hasil yang tidak ada dari emas dapat membuatnya kurang menarik bagi sebagian investor ketika suku bunga naik.

Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, menyoroti bahwa dalam situasi ketidakpastian yang tinggi akibat kebijakan ekonomi AS, ditambah dengan kemungkinan bahwa bank sentral global dapat meningkatkan cadangan emas, harga emas bisa mencapai tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya, yaitu US$ 3.000 pada tahun ini. Prediksi ini menandakan optimisme di kalangan investor yang memandang emas sebagai aset yang tahan terhadap fluktuasi pasar.

Dalam menghadapi kondisi ini, beberapa pendorong utama yang menyebabkan harga emas mencapai rekor tertinggi antara lain:

  1. Ketegangan Perdagangan AS-China: Pengenaan tarif oleh China sebagai balasan atas kebijakan Trump telah meningkatkan ketidakpastian yang mempengaruhi sentimen pasar.

  2. Kondisi Dolar AS: Melemahnya nilai dolar membuat investasi dalam emas dan aset lainnya lebih menarik.

  3. Risiko Inflasi: Keputusan perdagangan yang agresif dari pemerintahan saat ini meningkatkan kekhawatiran akan inflasi, mendorong investor untuk berinvestasi dalam stabilitas emas.

  4. Minat terhadap Aset Safe Haven: Situasi geopolitik yang tidak stabil mendorong investor untuk mencari perlindungan di emas sebagai aset yang lebih aman.

  5. Prediksi Kenaikan Harga Emask: Ekspektasi bahwa harga emas bisa naik lebih jauh pada tahun ini, menyusul ketidakpastian yang berkelanjutan dan penguatan cadangan emas oleh bank sentral di seluruh dunia.

Di tengah perkembangan ini, harga emas terlihat tetap menjadi pilihan utama bagi investor, seiring dengan upaya untuk melindungi nilai terhadap kemungkinan risiko yang muncul. Rangkaian faktor yang mempengaruhi laju dan keputusan investasi dalam emas diharapkan dapat terus menjadi perhatian pelaku pasar di masa mendatang.

Rina Lestari adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button