PT Asuransi Allianz Life Indonesia (Allianz Life) menunjukkan optimisme yang tinggi dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan volatilitas pasar di tahun 2024. Meskipun hasil investasi perusahaan mengalami penurunan signifikan, Allianz Life tetap berkomitmen untuk menerapkan strategi investasi yang dinamis, berfokus pada keseimbangan antara imbal hasil optimal dan kestabilan portofolio.
Direktur & Chief Financial Officer Allianz Life, Ong Le Keat, menjelaskan bahwa perusahaan terus beradaptasi dan mengelola portofolio investasinya dengan cermat meskipun terdapat ketidakpastian di pasar. “Kami tetap optimis terhadap proyeksi hasil investasi perusahaan pada tahun ini. Meskipun ada tantangan dari ketidakpastian ekonomi global dan volatilitas pasar, Allianz Life terus beradaptasi dengan perubahan pasar dan mengelola portofolio dengan hati-hati,” ungkap Ong.
Selama tahun 2024, Allianz Life mencatat hasil investasi sekitar Rp484 miliar, mengalami penurunan sebesar 64,3% secara tahunan dari Rp1,35 triliun pada tahun sebelumnya. Penurunan ini tidak hanya dirasakan oleh Allianz Life, tetapi juga oleh industri asuransi jiwa secara umum, yang mencatatkan kontraksi hasil investasi sebesar 24,8% dari Rp31,80 triliun pada 2023 menjadi Rp23,91 triliun pada 2024. Menurut Ong, penurunan ini merupakan dampak langsung dari ketidakpastian ekonomi global dan volatilitas pasar yang melanda banyak industri, termasuk sektor asuransi.
Ong menekankan bahwa salah satu kunci untuk menjaga stabilitas hasil investasi adalah melalui pemilihan instrumen yang tepat. “Dorongan positif untuk mendukung hasil investasi ke depannya adalah dengan melakukan pemilihan instrumen yang memiliki potensi return yang baik agar memberikan keseimbangan antara imbal hasil yang optimal dan kestabilan portofolio,” jelasnya.
Sebagai respons terhadap kondisi pasar yang tidak menentu, Allianz Life menerapkan strategi diversifikasi lebih luas dan memperkuat manajemen risiko. Langkah-langkah ini diharapkan mampu mengurangi dampak dari fluktuasi pasar dan menjaga kinerja investasi tetap positif. “Kami terus menyesuaikan strategi investasi dengan kondisi pasar yang dinamis. Kami menerapkan pendekatan diversifikasi yang lebih luas, memperkuat manajemen risiko, dan menempatkan investasi pada instrumen yang lebih stabil,” ungkap Ong.
Dalam laporan keuangannya per Desember 2024, jumlah investasi Allianz Life mencapai Rp30,7 triliun. Penempatan investasi terbagi dalam beberapa instrumen, dengan rincian sebagai berikut:
1. Saham: Rp14,1 triliun
2. Surat Berharga Negara (SBN): Rp9,49 triliun
3. Deposito berjangka: Rp4,5 triliun
4. Obligasi korporasi: Rp1,66 triliun
5. Reksadana: Rp630 miliar
Investasi yang dominan dalam bentuk saham menunjukkan bahwa Allianz Life percaya bahwa pasar saham akan memberikan return yang baik, sekaligus sesuai dengan profil risiko dan strategi investasi jangka panjang perusahaan.
Ong juga mengingatkan pentingnya kewaspadaan terhadap tantangan eksternal yang dapat mengganggu kinerja investasi. Meskipun menghadapi penurunan hasil investasi yang signifikan, Allianz Life tetap optimis dengan strategi yang telah disusun. “Kami akan terus beradaptasi dan memitigasi risiko dengan manajemen investasi yang hati-hati,” ujarnya.
Dalam upaya untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan, Allianz Life berkomitmen untuk tetap fleksibel dan responsif terhadap perubahan kondisi pasar. Hal ini penting agar perusahaan bisa tetap bertahan dan berkembang bahkan di tengah tantangan dan ketidakpastian yang ada. Melalui pendekatan yang proaktif dan strategis dalam pengelolaan portofolio investasinya, Allianz Life Indonesia berupaya untuk kembali meraih imbal hasil yang lebih baik di masa mendatang.