
Pemerintah Indonesia baru-baru ini mengumumkan insentif baru untuk mobil hybrid, yang diharapkan dapat mendorong masyarakat beralih dari kendaraan konvensional ke jenis yang lebih ramah lingkungan. Melalui aturan terbaru, Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP) untuk mobil hybrid kini ditetapkan sebesar 3 persen, jauh lebih rendah dibandingkan tarif sebelumnya yang mencapai 6 persen. Keputusan ini menjadi angin segar bagi para pecinta otomotif, khususnya calon konsumen yang berminat membeli kendaraan ramah lingkungan, terutama Toyota Innova Zenix Hybrid.
Philardi Ogi, Public Relations Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), memaparkan bahwa insentif ini dirancang untuk menarik minat pengguna mobil konvensional untuk beralih ke mobil hybrid. "Dari insentif 3 persen ini yang diuntungkan pertama konsumen. Kami menargetkan yang beli mobil ICE karena gap harganya sedikit," ungkap Ogi di acara IIMS 2025 di Jakarta Pusat. Dengan penurunan pajak tersebut, harga Toyota Innova Zenix dikabarkan akan turun antara Rp10 juta hingga Rp13 juta, membuat harga varian hybrid ini menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat.
Innova Zenix, yang merupakan salah satu model terpopuler Toyota, kini semakin menarik perhatian berkat skema insentif ini. Sebelumnya, perbedaan harga antara varian bensin dan hybrid cukup signifikan. Namun, setelah penurunan harga, perbedaan tersebut akan semakin kecil, sehingga banyak konsumen yang diprediksi akan beralih ke versi hybrid. Ogi menjelaskan, "Sekitar 13 juta untuk Zenix, (konsumen) yang beli Zenix bensin kita berharap dia beralih ke yang HEV."
Salah satu fakta menarik lainnya adalah meningkatnya penjualan Innova Zenix Hybrid dari tahun ke tahun. Pada tahun 2023, sekitar 40 persen dari total penjualan model ini merupakan pengguna mobil konvensional (Internal Combustion Engine/ICE). Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat akan pentingnya kendaraan ramah lingkungan semakin meningkat. "2022 menurun 30 persen, artinya orang sudah mulai ke mobil hybrid. Mudah-mudahan dengan subsidi 3 persen kita bisa 100 persen di hybrid semua," harap Ogi.
Ada beberapa alasan mengapa insentif ini diharapkan dapat berpengaruh positif terhadap industri otomotif dan lingkungan. Berikut adalah rincian dari insentif dan perubahan yang terjadi:
Penurunan Biaya: Dengan tarif PPnBM yang ditekan menjadi 3 persen, konsumen akan membayar lebih sedikit saat membeli mobil hybrid, membuatnya lebih terjangkau.
Dampak Positif untuk Lingkungan: Mobil hybrid menawarkan emisi yang lebih rendah dibandingkan kendaraan berbahan bakar fosil, yang sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
Mepercepat Transisi ke Kendaraan Ramah Lingkungan: Dengan biaya yang lebih rendah, diharapkan semakin banyak pengguna yang beralih dari kendaraan ICE ke hybrid, yang berimplikasi positif terhadap pasar.
Peningkatan Penjualan: Penjualan model hybrid, seperti Innova Zenix, diperkirakan akan terus meningkat berkat insentif ini, yang menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.
- Kesadaran Masyarakat: Masyarakat mulai memahami pentingnya kendaraan ramah lingkungan, yang dapat dilihat dari pergeseran preferensi ke arah mobil hybrid.
Pemberlakuan insentif ini memang diharapkan memberikan dampak jangka panjang, bukan hanya untuk industri otomotif, tetapi juga untuk lingkungan dan kesehatan masyarakat secara keseluruhan. Toyota, sebagai salah satu produsen mobil terkemuka di Indonesia, diharapkan mampu memanfaatkan kesempatan ini untuk mempromosikan teknologi mobil listrik dan hybrid yang lebih efisien. Dengan laju penjualan yang terus berkembang dan dukungan pemerintah, masa depan kendaraan ramah lingkungan di Indonesia terlihat semakin cerah.