Teknologi

Insiden Keamanan Jaringan Marak: 88% Perusahaan Jadi Target!

Jakarta: Insiden keamanan jaringan telah menjadi perhatian utama bagi perusahaan di seluruh dunia. Menurut laporan terbaru dari Kaspersky IT Security Economics, yang diterbitkan untuk tahun 2024, sebanyak 88% bisnis mengalami upaya penyusupan ke jaringan mereka. Situasi ini mengindikasikan meningkatnya ancaman dari tindakan kejahatan siber yang terus berkembang dengan cepat. Lebih dari 60% perusahaan melaporkan bahwa pelaku kejahatan siber berhasil mengeksekusi kode berbahaya dalam sistem mereka, menunjukkan betapa rentannya infrastruktur digital saat ini.

Dari laporan tersebut, terlihat bahwa perusahaan besar mengalami insiden keamanan jaringan dengan tingkat yang sangat tinggi, meskipun mereka telah menerapkan beragam langkah perlindungan. Namun, perusahaan kecil dan menengah tidak luput dari masalah ini. Banyak dari mereka mengalami insiden yang disebabkan oleh tindakan yang disengaja atau tidak disengaja dari karyawan, yang memperlihatkan bahwa keselamatan jaringan tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada kesadaran manusia.

Data menunjukkan beberapa faktor utama yang berkontribusi terhadap maraknya insiden ini:

  1. Kerentanan Sistem: Serangan bertujuan untuk mengeksploitasi kerentanan dalam sistem perusahaan, mendapatkan akses tidak sah, dan menanamkan malware, spyware, atau perangkat lunak berbahaya lainnya.

  2. Serangan Rekayasa Sosial: Banyak serangan siber memanfaatkan kelemahan manusia dengan menjadikan individu sebagai target yang lebih mudah dicapai. Taktik ini sering kali melibatkan penipuan phishing yang dapat menipu karyawan untuk mengklik tautan berbahaya atau memberikan informasi sensitif.

  3. Kompleksitas Ancaman: Pelaku kejahatan siber terus mengembangkan teknik baru untuk melewati langkah-langkah keamanan yang ada. Dari serangan DDoS hingga ransomware, ada banyak cara untuk mengeksploitasi kerentanan jaringan perusahaan.

  4. Kerja Jarak Jauh dan Kebijakan BYOD: Meningkatnya pegang tangan model kerja jarak jauh menambah lapisan komplikasi dalam keamanan. Karyawan yang mengakses data perusahaan dari berbagai lokasi dan perangkat menambah potensi pelanggaran keamanan.

  5. Kesalahan Manusia: Sebanyak 42% perusahaan mengakui bahwa karyawan mereka, secara sadar atau tidak, terlibat dalam insiden security. Kelalaian dalam memperhatikan langkah-langkah keamanan dampak dari kurangnya pelatihan menjadi fokus penting.

Ancaman ini berpotensi merugikan secara finansial, menimbulkan kerusakan reputasi, dan berdampak hukum yang serius bagi perusahaan. Bisnis kecil sering kali lebih rentan dibandingkan dengan yang besar, karena sumber daya yang terbatas untuk mengimplementasikan langkah-langkah keamanan yang memadai.

Untuk mengurangi risiko yang terkait dengan kesalahan manusia, Kaspersky merekomendasikan beberapa langkah strategis:

  • Peningkatan Kesadaran: Perusahaan harus meningkatkan kesadaran di antara karyawan terkait ancaman siber yang ada.

  • Program Pelatihan: Investasi dalam program pelatihan keamanan siber yang komprehensif dapat membantu karyawan memahami risiko dan cara melindungi informasi sensitif.

  • Audit Rutin: Melakukan audit dan pemantauan keamanan secara berkala untuk mengidentifikasi dan mengatasi kerentanan sebelum dieksploitasi.

  • Solusi Keamanan Proaktif: Menggunakan solusi yang menawarkan perlindungan waktu nyata, visibilitas ancaman, dan kemampuan investigasi serta respons yang efektif.

Kesulitan dalam melindungi aset digital di tengah serangan dunia maya yang kian canggih menunjukkan bahwa pendekatan yang terintegrasi antara solusi teknologi dan pengelolaan sumber daya manusia menjadi semakin penting. Dalam konteks ini, perusahaan dituntut untuk beradaptasi dan berinvestasi dalam strategi keamanan yang lebih komprehensif guna melindungi informasi sensitif dan menjaga reputasi di pasar yang kompetitif.

Dimas Harsono

Dimas Harsono adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.
Back to top button