
Jakarta, Podme.id – Dalam beberapa pekan terakhir, nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami tekanan yang signifikan, yang mendorong peningkatan minat masyarakat terhadap alternatif investasi, terutama aset kripto. Pada Selasa, 15 April 2025, Rupiah ditutup pada posisi Rp 16.891 per dolar AS, menjadikannya level terendah sejak krisis pandemi tahun 2020. Situasi ini tentu menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat mengenai daya beli dan stabilitas finansial.
Ibrahim Assuabi, pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo Berjangka, menjelaskan bahwa depresiasi Rupiah dipicu oleh rencana pemerintah AS untuk menerapkan tarif impor terhadap sektor semikonduktor dan farmasi. Kebijakan tersebut membuat banyak orang merasa perlu mencari instrumen investasi yang lebih tahan banting terhadap kebijakan moneter lokal.
Dalam konteks ini, Resna Raniadi, Chief Operating Officer (COO) Upbit Indonesia, menyoroti bahwa ketika nilai Rupiah terus tergerus, masyarakat mulai melirik opsi investasi yang tidak mudah terpengaruh oleh kondisi ekonomi domestik. “Aset digital, baik itu stablecoin maupun aset kripto utama, semakin dipertimbangkan untuk menjaga nilai aset atau sebagai diversifikasi portofolio,” ungkap Resna.
Berita terbaru mengenai aset kripto menunjukkan tren positif. Investasi dalam aset kripto dianggap mampu menjaga nilai aset di tengah ketidakpastian ekonomi dan depresiasi mata uang fiat. Dalam banyak kasus, stablecoin, yang dipatok terhadap mata uang fiat seperti dolar AS, menawarkan nilai yang lebih stabil dibandingkan aset kripto lainnya. “Ini menjadikannya alternatif bagi investor yang ingin melindungi daya beli mereka tanpa terpengaruh secara signifikan oleh volatilitas pasar,” lanjut Resna.
Selain stablecoin, beberapa aset digital dengan kapitalisasi pasar besar seperti Bitcoin dan Ethereum juga menjadi pilihan menarik bagi investor jangka panjang. Kedua aset ini tidak hanya memiliki karakteristik terdesentralisasi, tetapi juga menawarkan potensi pertumbuhan yang signifikan di tengah dinamika ekonomi global saat ini.
Meski begitu, Resna menekankan pentingnya edukasi dalam berinvestasi. Dia menyarankan agar baik investor pemula maupun yang berpengalaman terus meningkatkan pengetahuan mereka tentang pasar kripto dengan mengikuti perkembangan terbaru dan menerapkan prinsip investasi yang bijak. “Pengelolaan risiko dan pemahaman terhadap aset yang dibeli adalah kunci,” tambahnya.
Di tengah meningkatnya minat terhadap investasi kripto, Upbit Indonesia berkomitmen untuk menyediakan platform trading yang aman, transparan, dan mudah diakses masyarakat. Perusahaan juga berusaha memperkuat literasi keuangan digital melalui berbagai inisiatif edukatif yang bertujuan untuk membantu masyarakat memahami lebih baik tentang seluk-beluk investasi crypto.
Situasi ini mencerminkan perubahan paradigma dalam cara masyarakat Indonesia berinvestasi. Ketika nilai mata uang lokal tergerus, alternatif investasi seperti kripto menjadi pilihan yang menarik, terutama bagi mereka yang ingin memastikan nilai aset mereka tetap terjaga. Dengan perhatian yang tepat terhadap risiko dan peningkatan literasi finansial, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh dunia kripto dengan lebih bijaksana.
Integrasi aset digital ke dalam portofolio investasi akan semakin menjanjikan, namun tetap memerlukan pendekatan yang hati-hati. Masyarakat perlu membekali diri dengan pengetahuan yang cukup agar mampu mengambil keputusan yang cerdas di tengah situasi yang tidak menentu seperti sekarang ini.