Seorang selebgram transgender, Isa Zega, resmi ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Perempuan Polda Jawa Timur pada hari Jumat, 24 Januari 2025. Penahanan ini terjadi setelah Isa Zega ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pencemaran nama baik yang dilaporkan oleh Shandy Purnamasari. Kasus ini sempat mencuat di tengah isu penistaan agama yang beredar luas, tetapi pihak kepolisian menegaskan bahwa penahanan tersebut lebih dikaitkan dengan tuduhan pencemaran nama baik.
Nikita Mirzani, seorang publik figur yang dikenal aktif di media sosial, turut andil dalam kasus ini dengan memberikan kesaksian di Polda Jawa Timur. Ia kerap memposting informasi mengenai perkembangan kasus Isa Zega di akun Instagram-nya, menyatakan harapannya agar Isa Zega segera dipenjara. Dalam salah satu unggahannya, Nikita juga menampilkan foto Isa Zega mengenakan baju tahanan berwarna oranye dengan wajah tertutup masker, disertai pesan bernada sinis yang menebar sindiran keras kepada Isa.
“Saya berharap Anda akan menikmati tempat baru Anda. Selamat menempati tempat barumu. Semoga senang di sel Surabaya, ya, tidak usah pikirin Jakarta, karena Jakarta aman sekarang setelah Anda dipenjara,” tulis Nikita dalam unggahannya, yang langsung menarik perhatian publik.
Di pihak lain, Shandy Purnamasari, selaku pelapor, belum memberikan keterangan tambahan terkait hubungan dengan Isa Zega atau bagaimana proses hukum yang sedang berlangsung. Situasi ini memicu spekulasi di kalangan netizen, yang menunjukkan bahwa kasus ini tidak hanya berkaitan dengan pencemaran nama baik, tetapi juga mencerminkan dinamika sosial dan hubungan antarpublik figur.
Belakangan, beredar video yang menunjukkan Isa Zega dalam keadaan marah-marah dan menarik tubuh orang lain secara paksa. Video ini mendapat respons beragam dari netizen, yang mengomentari perilaku Isa dan menyebutkan keunikan suara maskulin yang muncul saat ia berteriak. Banyak yang menganggap situasi ini konyol tetapi sekaligus memprihatinkan.
Pihak berwenang memastikan bahwa Isa Zega saat ini berada di Rutan Perempuan meskipun identitasnya sebagai seorang transgender. Hal ini mengundang perhatian luas dari publik, tidak hanya mengenai kejahatan yang dituduhkan, tetapi juga menyoroti penanganan pihak kepolisian terhadap individu transgender dalam sistem hukum.
Dari pengamatan, kasus ini menggambarkan kompleksitas yang dihadapi oleh publik figur di era media sosial, di mana setiap tindakan bisa terabadikan dan menjadi bahan diskusi. Spekulasi mengenai hubungan Isa Zega dengan sesama selebgram dan rekan-rekannya dalam industri hiburan juga semakin mencuat. Misalnya, Maia Estianty yang mengundang Isa Zega di podcastnya mendapat protes dari netizen, menunjukkan bahwa masyarakat memiliki ekspektasi tinggi terhadap isi konten yang ditampilkan oleh publik figur.
Kasus ini bisa menjadi cerminan perilaku masyarakat terhadap isu-isu yang lebih besar seperti hak asasi manusia, keberagaman gender, serta pengaruh media sosial terhadap reputasi seseorang. Hukum pun menjadi arena yang tidak terlepas dari dinamika sosial ini. Dengan adanya penahanan Isa Zega, masyarakat diharapkan dapat lebih memahami pentingnya menjaga nama baik dan etika di ruang publik, serta dampak yang ditimbulkan oleh tindakan yang tidak bertanggung jawab. Seiring dengan perkembangan kasus ini, perhatian publik terus terfokus pada proses hukum yang sedang berjalan, dan apa dampak selanjutnya bagi karier Isa Zega di dunia hiburan.