Israel Bombardir Rumah Sekolah dan Pengungsian Gaza, 230 Tewas

KAIRO, Podme – Serangan besar-besaran yang dilancarkan oleh Israel di Jalur Gaza pada Selasa (18/3/2025) menyebabkan lonjakan korban jiwa. Data terbaru menunjukkan bahwa jumlah korban tewas telah meningkat menjadi 230 orang, sementara lebih dari 350 orang lainnya mengalami luka-luka akibat rentetan serangan yang mengguncang wilayah tersebut.

Stasiun televisi Al Aqsa melaporkan bahwa serangan militer Zionis tidak hanya menyasar objek-objek militer, tetapi juga menargetkan rumah-rumah, sekolah, serta tempat-tempat penampungan pengungsi. Banyak warga Gaza yang kehilangan tempat tinggal akibat serangan ini, yang dilakukan menggunakan rudal. Ini menunjukkan dampak mendalam dari konflik yang berkepanjangan di wilayah tersebut, di mana warga sipil menjadi korban tanpa pandang bulu.

Serangan tersebut dilaporkan menyebar ke 35 lokasi berbeda di Gaza. Khan Younis, yang terletak di Gaza Selatan, menjadi salah satu daerah yang paling parah terkena dampak dengan lebih dari 70 orang dilaporkan tewas di sana. Kehidupan sehari-hari masyarakat sipil di Gaza semakin sulit dengan banyaknya bangunan yang hancur dan infrastruktur yang rusak, meninggalkan banyak orang tanpa tempat berlindung.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menyatakan bahwa mereka telah mengintensifkan serangan udara dengan klaim mengincar target-target Hamas. Namun, banyak laporan menunjukkan bahwa anak-anak dan warga sipil lainnya menjadi korban dalam serangan tersebut, menambah ketegangan dan kemarahan internasional terhadap cara penanganan konflik ini. Dalam situasi seperti ini, pertanyaan etis mengenai kepatuhan terhadap hukum humaniter internasional semakin mendesak untuk dijawab.

Krisis kemanusiaan di Gaza semakin mendalam dengan adanya serangan ini. Rumah-rumah yang sebelumnya menjadi tempat perlindungan kini berubah menjadi reruntuhan, dan banyak keluarga kehilangan tempat tinggal yang aman. Dalam catatan terbaru, berikut adalah beberapa dampak serangan Israel di Gaza:

  1. Jumlah Korban Meningkat: Hingga saat ini, 230 orang tewas, termasuk banyak anak-anak dan perempuan.
  2. Luka-luka Parah: Lebih dari 350 orang terluka akibat serangan rudal yang mengguncang berbagai titik di Gaza.
  3. Sarana Pendidikan Terdampak: Sekolah-sekolah yang seharusnya memberikan pendidikan dan perlindungan kini menjadi sasaran serangan.
  4. Krisis Pengungsi: Ratusan orang telah kehilangan tempat tinggal dan terpaksa mencari perlindungan di tempat pengungsian, seperti tenda-tenda darurat yang tidak memadai.

Keberlanjutan serangan ini menunjukkan bahwa kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah runtuh. Upaya Hamas untuk melanjutkan gencatan senjata tahap pertama menuju yang kedua ditolak oleh pihak Israel, yang lebih memilih untuk memperpanjang gencatan senjata tahap pertama sambil tetap fokus pada upaya pemulangan sandera.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menegaskan posisi pemerintahnya untuk tidak menghentikan operasi militer hingga semua target yang diinginkan tercapai. Sementara itu, sikap Hamas yang menolak untuk berkompromi menambah kerumitan situasi ini dan memperburuk kondisi kemanusiaan di lapangan.

Dalam suasana yang semakin tegang ini, penting bagi komunitas internasional untuk mengambil tindakan guna mencegah krisis kemanusiaan yang lebih dalam lagi di Gaza. Serangan yang membabi buta terhadap warga sipil mencerminkan tantangan besar yang dihadapi dalam mencari solusi damai untuk konflik yang berkepanjangan ini. Matinya ratusan orang dan terus menyusutnya tempat-tempat tinggal yang aman hanya menggarisbawahi perlunya dialog konstruktif dan komprehensif antara semua pihak yang terlibat.

Berita Terkait

Back to top button