Cuaca ekstrem yang melanda wilayah Jawa Tengah dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh serangkaian fenomena meteorologis, termasuk keberadaan siklon tropis Taliah. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa efek dari siklon ini telah menciptakan angin kencang dan badai di daerah tersebut. Selain Jateng, cuaca buruk ini juga diprediksi akan menyentuh beberapa provinsi lain di Indonesia seperti Papua, Jawa Timur, dan Jawa Barat.
Siklon tropis Taliah saat ini terletak di Samudra Hindia selatan Jawa Tengah dan bergerak menjauh dari wilayah Indonesia. Namun, keberadaannya tetap memberikan dampak signifikan, terutama pada kecepatan angin dan tinggi gelombang laut. "Pola angin di wilayah Indonesia bagian utara bergerak dari barat laut ke timur laut dengan kecepatan sekitar 6 hingga 25 knot. Sementara di selatan, pola angin bergerak dari barat daya hingga barat laut dengan kecepatan 6 hingga 30 knot," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto.
Selain siklon, beberapa faktor lain turut memperparah situasi cuaca di Jateng. Aktivitas monsun yang meningkat dan kehadiran seruakan dingin menjadikan kondisi semakin berisiko. Gelombang Rossby Ekuatorial dan gelombang Kelvin, yang diprediksi tetap aktif hingga pekan depan, juga berkontribusi pada fenomena cuaca ekstrem ini, terutama di wilayah Sumatra, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan Sulawesi.
Berdasarkan data dari BMKG, ada beberapa dampak cuaca ekstrem yang dapat terjadi, seperti:
Hujan Intensitas Sedang hingga Lebat: Kemungkinan hujan dengan intensitas sedang dapat disertai angin kencang lebih dari 30 knot.
Gelombang Tinggi: Gelombang laut diprediksi akan mencapai ketinggian antara 2,5 hingga 4 meter, terutama di perairan selatan yang meliputi Lampung, Selat Sunda bagian selatan, serta perairan selatan Jawa hingga Pulau Rote. Bahkan, gelombang di Samudra Hindia selatan Jawa Barat diperkirakan dapat mencapai lebih dari 4 meter hingga 6 meter.
- Risiko Bencana: Peningkatan aktivitas cuaca ini membawa potensi risiko bencana, termasuk banjir, tanah longsor, serta kerusakan infrastruktur akibat angin kencang.
“Meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan terjadinya bencana adalah hal yang sangat penting," kata Direktur Meteorologi Maritim BMKG, Eko Prasetyo. Diimbau kepada masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca terkini dan menghindari aktivitas di luar rumah selama kondisi cuaca buruk.
Dalam menjalani aktivitas sehari-hari, masyarakat dipecah dua sikap, di satu sisi harus tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang mengancam keselamatan, namun di sisi lain tetap melanjutkan rutinitas dengan hati-hati. Langkah-langkah pencegahan harus diambil agar terhindar dari dampak buruk cuaca.
Pentingnya pendidikan dan pemahaman mengenai perubahan cuaca serta langkah-langkah untuk menghadapinya sangat dibutuhkan, terutama di daerah yang sering terdampak cuaca ekstrem. Kuasa keputusan pemerintah daerah, demikian juga peran serta masyarakat, menjadi kunci dalam meminimalisir risiko yang mungkin timbul akibat cuaca yang tidak menentu.
Dengan demikian, perhatian yang serius terhadap fenomena cuaca ini perlu dilakukan, baik oleh pihak berwenang maupun masyarakat. Acara cuaca ekstrem ini tidak hanya menjadi perhatian lokal, tetapi juga menggambarkan perilaku iklim global yang semakin tidak dapat diprediksi.