Jakarta – Bulan Ramadan yang penuh berkah segera tiba, dan bagi umat Muslim, berpuasa di bulan ini adalah sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan. Puasa umumnya dilakukan selama sekitar 12 jam, dimulai dari sebelum matahari terbit hingga terbenam. Namun, bagi sebagian orang, terutama yang memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti gastroesophageal reflux disease (GERD) atau asam lambung, berpuasa bisa menjadi tantangan tersendiri.
Menurut Spesialis Penyakit Dalam dr. Aru Ariadno, SpPD-KGEH, pengidap GERD sebenarnya diperbolehkan untuk berpuasa, kecuali dalam kondisi yang lebih serius seperti adanya ulkus atau erosi pada lambung. Ini menunjukkan bahwa meskipun ada kekhawatiran, dengan persiapan yang tepat, mereka yang menderita GERD tetap dapat menjalankan ibadah puasa tanpa mengganggu kesehatan mereka.
dr. Aru memberikan beberapa panduan bagi pengidap GERD yang ingin berpuasa. Berikut adalah tips yang diharapkan dapat membantu:
-
Konsultasi dengan Dokter: Sebelum memutuskan untuk berpuasa, penting bagi pengidap GERD untuk berkonsultasi dengan dokter. Ini bertujuan untuk mengevaluasi seberapa parah kondisi mereka dan memastikan bahwa mereka benar-benar dapat menjalani puasa.
-
Aturan Minum Obat: Jika pengidap GERD memerlukan obat untuk mengatasi gejalanya, dokter akan menjelaskan cara dan waktu yang tepat untuk mengonsumsinya. Hal ini penting agar obat-obatan tersebut tetap efektif selama puasa.
-
Dengarkan Tubuh Anda: Jika di siang hari selama berpuasa, pengidap GERD merasakan gejala yang mengganggu seperti nyeri perut atau mulas, dr. Aru menyarankan untuk tidak memaksakan diri. Sebaiknya, jika kondisi tidak memungkinkan, puasa dapat dibatalkan agar kesehatan tetap terjaga.
-
Pola Makan Sehat: Dr. Aru menekankan pentingnya menjaga pola makan saat sahur dan berbuka. Disarankan untuk menghindari makanan pedas atau yang tidak mudah dicerna, yang dapat memicu gejala GERD.
-
Atur Waktu Makan: Setelah berbuka, penting untuk tidak langsung mengonsumsi makanan berat. Alih-alih, disarankan untuk memulai dengan minuman hangat dan makanan ringan dalam porsi kecil sebelum beralih ke hidangan utama.
-
Hidrasi yang Cukup: Pastikan untuk mengonsumsi cukup cairan antara waktu berbuka dan sahur untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi, yang juga dapat membantu proses pencernaan.
- Hindari Stres: Mengelola stres dengan baik karena stres berpotensi memperburuk gejala GERD. Aktivitas yang menenangkan dan meditasi dapat menjadi pilihan yang baik.
Untuk memastikan puasa tetap lancar, dr. Aru menekankan agar pengidap GERD tidak mengabaikan pola makan yang tepat. "Jangan sampai saat berpuasa, pola makannya tidak benar, yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan di tengah hari," ujarnya. Kedisiplinan dalam menjaga kesehatan saat berpuasa sangatlah penting agar ibadah dapat dilaksanakan dengan baik tanpa mengorbankan kesehatan.
Dengan memperhatikan panduan di atas, diharapkan pengidap GERD dapat menjalani ibadah puasa dengan nyaman dan aman. Di bulan Ramadan ini, penting untuk menjaga kesehatan sambil tetap menghayati esensi dari puasa sebagai bentuk ibadah. Buatlah Ramadan tahun ini menjadi pengalaman yang bermakna serta berkelanjutan bagi kesehatan pencernaan Anda.