Joao Felix, seorang bintang muda asal Portugal, kembali menarik perhatian publik setelah resmi bergabung dengan AC Milan dengan status pinjaman dari Chelsea. Dalam usia yang baru menginjak 25 tahun, Felix sudah mengganti klub sebanyak lima kali sejak memulai karier profesionalnya. Jika dilihat dari perjalanan kariernya, ada istilah yang tepat untuk menggambarkan dirinya: si kutu loncat.
Felix memulai perjalanan profesionalnya di Benfica pada 2018, di mana penampilannya yang gemilang membuatnya ditebus Atletico Madrid hanya dalam satu musim dengan harga 126 juta euro, yang menjadikannya salah satu transfer termahal dalam sejarah sepakbola. Namun, perjalanan kariernya di Club Atlético de Madrid tidak berjalan mulus. Meski bermain selama lima tahun dan mengalami perkembangan signifikan, konflik dengan pelatih Diego Simeone tampaknya menghambat kemampuannya untuk bersinar secara maksimal.
Berikut adalah sejarah perpindahan klub Joao Felix yang menarik perhatian:
- Benfica (2018-2019): Debut yang mengesankan dengan 20 gol dari 43 laga.
- Atletico Madrid (2019-2024): Bergabung dengan harga tinggi namun mengalami kesulitan beradaptasi dengan gaya permainan Simeone.
- Chelsea (2023): Dipinjamkan ke Chelsea, Felix kembali menghadapi masalah, hanya mencetak empat gol dari 20 laga.
- Barcelona (2023/2024): Dipinjamkan ke Barcelona dengan performa yang sedikit lebih baik, mencetak 10 gol dari 44 laga, namun gagal dipermanenkan karena krisis keuangan klub.
- AC Milan (2024): Kini Felix berharap untuk bangkit dan menunjukkan bakat terbaiknya di bawah arahan pelatih Sergio Conceicao yang merupakan senegaranya.
Kepindahan terbaru Felix ke AC Milan diharapkan dapat memberi peluang baru dalam kariernya. Rossoneri meminjam Felix untuk sisa musim ini dengan biaya 2 juta euro dan membayar gaji penuhnya selama lima bulan ke depan. Harapan besar disematkan kepada Felix untuk dapat melakukan rejuvenasi karier, terutama setelah ia dinilai gagal memenuhi ekspektasi di Stamford Bridge pada paruh pertama musim ini.
Sebagai catatan, selama di Chelsea, pemain ini hanya berhasil mencetak satu gol dari tujuh yang dia buat di Premier League, memperlihatkan bahwa performanya di liga Inggris masih jauh dari harapan. Sebagian besar golnya dicetak di luar liga, yang menggugah manajemen Chelsea untuk melakukan langkah pinjaman ini demi mengharapkan peningkatan performa Felix.
Dengan kepindahan ini, Felix kini memiliki kesempatan untuk bekerja sama dengan pelatih yang lebih memahami gaya dan potensi permainannya. Sergio Conceicao diharapkan dapat mengeluarkan kemampuan terbaik Felix, terutama karena mereka memiliki latar belakang kebudayaan yang sama. Milan sebagai klub yang selalu ambisius, tentunya memberi kesempatan bagi Felix untuk beradaptasi dan bersinar di pentas Serie A.
Tantangan pun menanti bagi Felix. Dia harus menunjukkan bahwa dia bukan hanya sekadar "kutu loncat" tetapi juga seorang pemain yang bisa berkontribusi secara signifikan di level tertinggi. Dengan tujuan untuk revitalisasi kariernya, Felix harus berjuang keras untuk membuktikan potensinya di Milan dan menuntaskan kesipuan yang menghampirinya selama beberapa musim terakhir. Hal ini akan menjadi fokus utama dalam perjalanan Felix ke depan dan bagaimana ia dapat membangun kembali reputasinya sebagai salah satu talenta terbaik Eropa.