Teknologi

Joki Jalur Puncak Bogor Diawasi, Terungkap Ruginya untuk Wisatawan

Adanya praktik joki di jalur alternatif Puncak Bogor kembali mencuat dan menjadi perhatian serius dari pihak Kepolisian Resor Bogor. Joki yang sering mengarahkan kendaraan wisatawan di jalur tersebut kini menjadi sorotan karena dianggap tidak hanya membuat wisatawan kehilangan uang, tetapi juga menyebabkan macet yang berkepanjangan di kawasan wisata tersebut.

Kasatlantas Polres Bogor, AKP Rizky Guntama, mengungkapkan bahwa pihak kepolisian telah membentuk satuan tugas (satgas) untuk mengawasi keberadaan joki di jalur alternatif Puncak. Hal ini dilakukan guna mencegah keterlibatan joki yang sering “menembak harga” atau menawarkan jasa dengan tarif yang tidak wajar kepada para wisatawan. Di dalam kesepakatan mereka, satgas akan berpatroli setiap jam di titik-titik rawan, terutama di sekitar Exit Tol Puncak.

Situasi di jalur alternatif yang justru menjadi tempat keramaian para joki ini membuat antrean kendaraan semakin panjang. “Bukan hanya membantu, joki malah menjadi penyebab utama kemacetan, karena mereka masuk ke antrean kendaraan tanpa memberikan solusi terhadap permasalahan lalu lintas yang ada,” jelas Rizky. Dengan tingginya antrean kendaraan, pengalaman berwisata para pengunjung menjadi terganggu.

Kepolisian tidak hanya fokus pada penanganan joki, tetapi juga menerapkan berbagai rekayasa lalu lintas selama periode libur yang bertepatan dengan Isra Mikraj dan Tahun Baru Imlek 2025. Kebijakan ini mulai diberlakukan mulai 24 Januari hingga 29 Januari 2025. Salah satu langkah yang diterapkan adalah sistem ganjil genap kendaraan, serta sistem satu arah atau “one way” secara situasional untuk mengatasi kepadatan dan menjamin kenyamanan para pengendara.

Berikut adalah langkah-langkah yang diambil oleh pihak kepolisian:

1. Pembentukan satuan tugas (satgas) yang berpatroli setiap jam untuk mengawasi joki.
2. Pengawasan yang ketat di jalur alternatif dan titik-titik rawan yang sering diserbu joki.
3. Pemberlakuan sistem ganjil genap untuk mengurangi jumlah kendaraan.
4. Pelaksanaan sistem satu arah atau “one way” yang bersifat situasional untuk mengatur arus lalu lintas.
5. Penempatan posko bantuan di lokasi-lokasi tertentu untuk memberikan bantuan kepada masyarakat.

Rizky menegaskan pentingnya rasa nyaman dalam perjalanan menuju kawasan wisata. “Sistem ‘one way’ akan diterapkan apabila memang diperlukan, terutama pada jam-jam sibuk ketika banyak kendaraan dari Jakarta menuju Puncak. Biasanya kami aktifkan pada pagi hari, sedangkan siang hari kendaraan akan kembali pulang,” ucapnya.

Kepolisian Bogor juga telah menyiapkan posko bantuan di beberapa titik strategis. Masyarakat diminta tidak ragu untuk menghubungi posko tersebut apabila memerlukan bantuan selama perjalanan. Pihak kepolisian berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi pengunjung dan menjaga keamanan serta kelancaran lalu lintas di kawasan wisata Puncak.

Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan permasalahan joki di jalur alternatif Puncak dapat diminimalisir, sehingga pengalaman wisatawan menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. Upaya ini tidak hanya penting untuk menjaga citra Puncak sebagai destinasi wisata, tetapi juga untuk mendukung keselamatan dan kenyamanan semua pihak yang melintas di jalur tersebut. Keberadaan joki diharapkan dapat hilang agar pengalaman berlibur di Puncak tetap menjadi momen yang menyenangkan bagi seluruh wisatawan.

Dimas Harsono adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button