Joshua Pacio berhasil mempertahankan gelar juara dunia One Championship kelas jerami MMA dalam laga yang berlangsung di Lusail Sports Arena, Qatar, pada Kamis (20/2/2025). Dalam pertemuan trilogi melawan petarung asal Amerika, Jarred Brooks, Pacio menunjukkan performa luar biasa dengan menyudahi pertandingan lewat TKO di ronde kedua. Namun, keberhasilan ini juga tak lepas dari dukungan luar biasa dari ribuan diaspora Filipina yang hadir menyemarakkan laga tersebut.
Dengan latar belakang yang kaya, penampilan Pacio tidak hanya sekadar pertarungan fisik, tetapi juga dipenuhi emosi dan semangat dari komunitas Filipina yang mendukungnya. “Energinya seperti di Manila, jujur saja. Namun, saya tetap fokus pada pertarungan. Saya siap bertarung penuh lima ronde. Saya tidak mencari penyelesaian cepat, saya ingin mendominasi,” ungkap Pacio setelah pertandingan.
Berdasarkan data dan sejarah pertarungan mereka, Pacio dan Brooks sebelumnya bertemu dalam dua kesempatan. Pertama kali pada Desember 2022, Brooks berhasil merebut gelar juara melalui keputusan mutlak, diikuti dengan bentrokan kedua pada Maret 2023, di mana Pacio memenangkan pertandingan melalui diskualifikasi setelah serangan ilegal dari Brooks. Kemenangan itu memicu kontroversi tentang keabsahan gelar Pacio, menjadikannya semakin bertekad untuk membuktikan kualitasnya.
Di dalam arena, meskipun berada jauh dari tanah airnya, atmosfer yang diciptakan oleh sorakan dan dukungan masyarakat Filipina di Qatar membangkitkan semangat juangnya. “Di ronde pertama, saya merasa banyak tekanan. Namun, saya tidak panik dan berhasil membalikkan keadaan di ronde kedua,” tambahnya. Pacio mengamati bahwa adanya rasa takut pada mata Brooks saat mempermainkan strategi untuk membawa pertarungan ke bawah.
Keberhasilan memenangkan gelar juara dunia tidak hanya berkat keterampilan bertarung, tetapi juga mental baja yang telah dibangun Pacio selama satu dekade ia berkecimpung di One Championship. “Tekanan adalah teman saya. Anda harus berteman dengan tekanan. Saya sudah terbiasa dengan ini,” jelas Pacio sambil mengenang waktu ketika ia pertama kali bergabung ke dalam organisasi pertarungan pada usia 19 tahun, dan kini, di usia 29 tahun, dia merasa pencapaiannya luar biasa.
Pacio juga menunjukkan bahwa kombinasi serangan yang tepat di ronde kedua, bersama dengan pengendalian emosi saat menghadapi tekanan, menjadi kunci kemenangan penting ini. “Saya menghancurkan Brooks dengan kombinasi serangan keras, sebelum wasit menghentikan laga untuk memberikan kemenangan TKO kepada saya,” tegasnya. Dalam hal ini, dukungan moral para pendukungnya di Qatar menjadi faktor pemicu semangat yang enormous.
Dalam deretan catatan sejarah pertarungan di One Championship, prestasi Joshua Pacio ini menjadi pengingat akan semangat dan dedikasi yang ia miliki. Kemenangannya bukan hanya mengukuhkan posisinya sebagai juara di divisi strawweight, tetapi juga memberikan inspirasi bagi banyak petarung muda di Filipina dan di seluruh dunia. Penampilan memukau ini sekaligus menekankan pentingnya dukungan komunitas dalam mencapai kesuksesan di arena bela diri.
Dengan mempertahankan gelar ini, Pacio menunjukkan kepada dunia bahwa ia adalah petarung yang tidak hanya mampu mengatasi rintangan di dalam ring, tetapi juga mengatasi ekspektasi dan tekanan dari luar. Sorakan dari diaspora Filipina di Qatar memastikan bahwa setiap detik perjuangan yang dilaluinya patut dirayakan, menjadikan kemenangan ini lebih berarti dan berkesan dalam babak baru kariernya di dunia MMA.