![Kampung Madani PNM di Tanjung Bunut: Warga Olah Nanas Kreatif](https://podme.id/wp-content/uploads/2025/02/Kampung-Madani-PNM-di-Tanjung-Bunut-Warga-Olah-Nanas-Kreatif.jpg)
Desa Tanjung Bunut, Kabupaten Muara Enim, kini menjadi pusat perhatian setelah peresmian Kampung Madani PNM yang dihadirkan sebagai upaya pemberdayaan masyarakat berbasis potensi lokal. Acara peresmian yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh Pj Gubernur Sumatera Selatan, Elen Setiadi, Asisten Deputi Pengembangan Hilirisasi Industri Pertambangan Kementerian Ekonomi, Agus Wibowo, serta Bupati Muara Enim, Liono Basuki. Kegiatan ini juga disaksikan oleh 55 nasabah PNM Mekaar dan dihadiri oleh Direktur Bisnis PNM, Prasetya Sayekti.
Kampung Madani PNM kali ini berfokus pada klasterisasi daun nanas sebagai komoditas unggulan. Konsep klasterisasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah produk-produk lokal, di mana masyarakat diberikan pelatihan untuk mengolah limbah daun nanas menjadi serat yang memiliki nilai ekonomi. Pelatihan ini meliputi teknik menenun yang tidak hanya memberikan keterampilan baru kepada warga, tetapi juga memungkinkan mereka untuk menciptakan kerajinan yang dapat dipasarkan.
Prasetya Sayekti menyampaikan bahwa keberadaan Kampung Madani PNM merupakan langkah penting dalam mendukung pengembangan ekonomi masyarakat desa yang sebelumnya terbilang minim kegiatan ekonomi. “Program ini tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga bantuan alat pencacah daun nanas yang memudahkan masyarakat dalam proses pengolahan,” ujarnya. Dengan menggunakan bahan ramah lingkungan, limbah daun nanas dapat diolah menjadi kain, busana, hingga berbagai kerajinan tangan yang memiliki nilai jual tinggi.
Sebagai bagian dari program pemberdayaan ini, PNM juga memberikan dukungan infrastruktur, termasuk pembangunan Mandi Cuci Kakus (MCK) dan sumur bor. Fasilitas-fasilitas ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat. “Sebelum ada program Kampung Madani PNM, warga belum memiliki kegiatan ekonomi tetap. Kini, mereka memiliki pekerjaan yang bisa menghasilkan pendapatan,” tambah Prasetya.
Rangkaian pelatihan yang disediakan oleh PNM mencakup beberapa aspek penting yang dapat memberikan dampak langsung kepada warga. Berikut adalah skema pelatihan yang disiapkan untuk masyarakat:
1. Pelatihan Menenun: Masyarakat dilatih untuk mengubah limbah daun nanas menjadi serat yang dapat ditenun menjadi kain atau produk kerajinan.
2. Teknik Pengolahan: Warga diajarkan proses yang tepat dalam mengolah daun nanas agar dapat memaksimalkan potensi komoditas ini.
3. Manajemen Usaha: Pelatihan manajemen usaha yang mendidik nasabah tentang cara memasarkan produk dan mengelola keuangan.
Pentingnya pengolahan daun nanas bukan hanya terletak pada potensi ekonomi, tetapi juga pada aspek keberlanjutan lingkungan. Produk-produk yang dihasilkan dari serat nanas adalah ramah lingkungan dan mudah terurai, sejalan dengan kebutuhan global saat ini untuk menjaga bumi. Hal ini menjadi peluang besar bagi masyarakat Desa Tanjung Bunut untuk belajar dan beradaptasi dengan tren yang lebih berkelanjutan.
Program Kampung Madani PNM diharapkan tidak hanya menjawab kebutuhan ekonomi warga desa, namun juga menciptakan generasi yang lebih mandiri dan berdaya saing. Dengan keterampilan yang diperoleh, masyarakat setempat diharapkan mampu mengembangkan usaha sendiri dan menciptakan lapangan pekerjaan baru.
Menghadapi tantangan ke depan, Desa Tanjung Bunut kini merupakan contoh nyata dari upaya pemberdayaan berbasis potensi lokal melalui pendekatan yang inovatif dan ramah lingkungan. Dengan dukungan Pemerintah Daerah dan keterlibatan aktif masyarakat, Kampung Madani PNM siap menjadi model pemberdayaan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah Sumatera Selatan.