Produsen alat kesehatan, PT Oneject Indonesia, baru-baru ini meluncurkan produk terbaru berupa kantong darah dan mesin hemodialisa yang dihasilkan secara lokal di Indonesia. Peluncuran ini menjadi langkah signifikan dalam menghadapi tantangan besar yang dihadapi negara terkait dengan tingginya prevalensi penyakit ginjal kronis. Penyakit ini memerlukan perawatan yang intensif menggunakan mesin hemodialisa, yang fungsinya adalah untuk mencuci darah dari pasien, serta transfusi darah yang sangat esensial dalam perawatan medis.
Berdasarkan data dari BPJS Kesehatan, diperkirakan terdapat 7,5 juta kasus layanan hemodialisa yang dilayani secara agregat hingga tahun 2024. Dalam konteks ini, PT Oneject Indonesia berkomitmen untuk menghadirkan inovasi serta solusi medis yang lebih terjangkau dan berkualitas. Direktur Utama PT Oneject Indonesia, Jahja T. Tjahjana, menyatakan bahwa keberadaan produk kantong cuci darah dan mesin hemodialisa lokal diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada produk impor serta memperkuat ketahanan sistem kesehatan Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunawan Sadikin, mengungkapkan bahwa pembelanjaan negara di sektor kesehatan mencapai sekitar Rp640 triliun. Dengan peluncuran produk lokal ini, diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi negara, khususnya pada Produk Domestik Bruto (GDP) Indonesia, yang diperkirakan dapat meningkat hingga 3%. Ia juga mendorong perusahaan-perusahaan alat kesehatan untuk berpartisipasi lebih aktif dalam produksi alat medis dalam negeri, selaras dengan kebijakan pemerintah dalam meningkatkan akses kesehatan bagi masyarakat.
Dalam upaya memproduksi perangkat kesehatan, Oneject tidak hanya berfokus pada mesin hemodialisa. Jahja menambahkan, perusahaan juga memproduksi alat kesehatan habis pakai, termasuk kantong darah, yang merupakan hasil kerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI). Proyek ini menandai inisiatif penting untuk mengurangi ketergantungan pada produk kantong darah yang sebelumnya sepenuhnya diimpor.
Sebagai langkah awal, perusahaan menargetkan untuk memproduksi 1.500 mesin hemodialisa dan enam juta kantong darah hingga akhir tahun 2025. Kebijakan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri sebelum akhirnya diekspor. Ketua Umum PMI, Jusuf Kalla, menegaskan pentingnya ketersediaan kantong darah bagi ketahanan kesehatan nasional, karena hingga saat ini, teknologi modern belum mampu menggantikan peran darah yang hanya dapat diperoleh melalui donor manusia.
Ketersediaan kantong darah yang diproduksi di dalam negeri diharapkan dapat mendukung sistem distribusi darah secara menyeluruh di Indonesia. Pada tahap awal, fokus distribusi akan ditujukan pada pasien dalam negeri untuk memastikan akses yang lebih baik bagi mereka yang membutuhkan.
Berita ini juga menunjukkan adanya investasi dan pengembangan yang dilakukan oleh PT Oneject Indonesia. Pabrik kedua yang berlokasi di Cikarang, dengan luas bangunan mencapai 15.000 meter persegi, memiliki kapasitas total produksi hingga 1,2 milyar alat suntik setiap tahunnya. Produksi lokal ini tidak hanya memberikan keuntungan dalam konteks ekonomi, tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan di seluruh Indonesia.
Sebagai bagian dari komitmen untuk meningkatkan diri dalam bidang elektromedika, PT Oneject Indonesia terus membangun kemitraan dengan perusahaan seperti Sansin Medical, untuk memperluas kemampuan produksinya di masa mendatang. Dengan langkah-langkah strategis yang diambil, peluncuran produk lokal seperti kantong darah dan mesin hemodialisa dapat menjadi tonggak penting bagi perkembangan sistem kesehatan Indonesia, serta menyokong program pemerintah dalam memberikan akses layanan kesehatan yang lebih baik dan terjangkau bagi seluruh masyarakat.