Dalam rangka memperingati 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA), Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Addis Ababa bekerja sama dengan Borikof Nur Academy mengadakan seminar di kampus akademi tersebut di Kota Adama, Ethiopia, pada Sabtu (1/2) waktu setempat. Acara ini dihadiri oleh sekitar 120 peserta yang terdiri dari guru, akademisi, pengusaha, pelajar, mahasiswa, dan profesional lainnya.
Duta Besar RI untuk Ethiopia, Djibouti, dan Uni Afrika, Al Busyra Basnur, membuka seminar secara resmi. Dalam sambutannya, Al Busyra menekankan pentingnya seminar ini dalam memperkuat semangat KAA yang pertama kali diselenggarakan di Bandung pada tahun 1955. "Seminar ini bertujuan untuk memperkuat semangat KAA di kalangan masyarakat Ethiopia dan mewujudkannya dalam karya-karya nyata sekarang dan di masa depan," jelas Al Busyra.
Seminar tersebut mengangkat berbagai tema penting seputar tantangan dan peluang yang dihadapi dalam semangat Dasa Sila Bandung dan peran penting KAA 1955 dalam meningkatkan kerja sama antara negara-negara Asia dan Afrika. Dalam diskusi kali ini, dua tokoh penting, Kemal Abdela dan Alamin Faris Siraj, turut memberikan paparan. Kemal, yang merupakan pendiri O-Yes Global Foundation, berbagi pengalaman tentang kerja sama pemuda antarbenua antara Afrika dan Asia. Alamin, seorang pengusaha muda, juga menyoroti pentingnya hubungan bisnis antara kedua kawasan tersebut.
Para peserta seminar mengangkat berbagai isu, di antaranya:
-
Pentingnya Kerja Sama Ekonomi: Banyak negara Afrika masih belum sepenuhnya terlibat dalam kerja sama yang konstruktif dengan negara-negara Asia, padahal potensi untuk memperkuat hubungan ekonomi sangat besar.
-
Pendidikan dan Pertukaran Budaya: Peserta juga menekankan perlunya program pendidikan yang dapat memudahkan pertukaran budaya dan pengetahuan antara pemuda Asia dan Afrika.
-
Pengesahan Kerjasama yang Lebih Luas: Terdapat harapan agar perwakilan RI di negara-negara Afrika dapat lebih aktif dalam mendorong kerja sama di bidang pendidikan dan ekonomi.
- Inisiatif Pemuda: Presentasi dari tokoh muda menunjukkan bahwa inisiatif dari generasi muda sangat penting dalam menjembatani hubungan antara Asia dan Afrika. Kemal dan Alamin selama ini aktif berkunjung ke Indonesia dan memimpin berbagai delegasi pemuda serta bisnis Ethiopia yang difasilitasi oleh KBRI Addis Ababa.
Kehadiran tokoh-tokoh muda dalam seminar ini memberikan perspektif baru tentang bagaimana generasi selanjutnya dapat meneruskan semangat KAA. Biruk Yosef Zenebe, seorang motivator dan mentor pemuda yang juga hadir sebagai pembicara, menekankan perlunya sinergi antara pemuda dari kedua wilayah untuk membangun masa depan yang lebih baik.
Di akhir seminar, para peserta berharap agar seminar ini bukan sekadar ajang peringatan, melainkan juga sebuah langkah awal menuju penciptaan aliansi yang lebih kuat antara negara-negara Asia dan Afrika, terutama dalam hal pendidikan, ekonomi, dan sosial. Kesempatan ini diharapkan mendorong keterlibatan yang lebih dalam dari pemerintah dan organisasi di kedua belahan dunia.
Kegiatan seminar ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan 70 tahun KAA yang akan dilaksanakan hingga tahun 2025 dan diharapkan dapat menginspirasi lebih banyak inisiatif serupa untuk menjaga hubungan yang baik antara Asia dan Afrika.