![Keberanian Sejumlah Bank Tambah Mesin ATM di Tengah Penurunan](https://podme.id/wp-content/uploads/2025/02/Keberanian-Sejumlah-Bank-Tambah-Mesin-ATM-di-Tengah-Penurunan.jpg)
Perbankan di Indonesia menunjukkan dinamika yang menarik dalam pengelolaan fasilitas anjungan tunai mandiri (ATM) meski tren jumlah ATM di industri terus menyusut. Berdasarkan data terbaru dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), jumlah mesin ATM, cash deposit machine (CDM), dan cash recycling machine (CRM) di Indonesia mengalami penurunan menjadi 91.173 unit pada kuartal III tahun 2024. Ini merupakan pengurangan sebanyak 1.656 unit jika dibandingkan dengan 92.829 unit pada periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini bertepatan dengan data dari Bank Indonesia (BI), yang melaporkan bahwa nilai transaksi melalui ATM menurun sebesar 14,52% secara tahunan, dari Rp628,02 triliun menjadi Rp536,8 triliun.
Dalam kondisi tersebut, beberapa bank masih mengandalkan mesin ATM sebagai salah satu strategi untuk memperluas jangkauan layanan mereka. Bank Syariah Indonesia Tbk. (BSI) misalnya, merencanakan untuk menambah jumlah ATM dari 5.000 unit yang ada saat ini dalam upayanya untuk memperkuat layanan perbankan transaksi. Direktur Utama BSI, Hery Gunardi, menyatakan bahwa penambahan ATM ini diharapkan dapat meningkatkan pendanaan murah atau low cost fund yang sangat penting dalam transaksi perbankan. Selain itu, BSI juga berkomitmen untuk meningkatkan layanan digital melalui aplikasi BYOND by BSI serta platform baru yang akan segera diluncurkan.
Berikut ini adalah beberapa langkah yang diambil bank-bank yang masih menambah unit ATM:
- Perluasan Jangkauan: BSI berencana menambah ATM untuk meningkatkan aksesibilitas nasabah dalam bertransaksi.
- Integrasi Layanan Digital: Pengembangan aplikasi cash management dan engine untuk korporasi dipersiapkan guna mendukung transaksi perbankan yang lebih efisien.
- Keberlanjutan Layanan: Bank Central Asia (BCA) juga menyatakan pentingnya keberadaan ATM, dengan menambah jumlah ATM mereka menjadi 19.543 unit pada Desember 2024, meningkat dari 19.047 unit pada tahun sebelumnya.
Hera F. Haryn, EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA, menjelaskan bahwa mesin ATM masih berfungsi penting bagi masyarakat sebagai wadah transaksi perbankan, terutama karena kemampuan penarikan dan penyetoran tunai 24 jam.
Sementara itu, bank berukuran lebih besar seperti Bank Negara Indonesia (BNI) justru melakukan strategi yang berbeda. Meskipun hanya mengalami pengurangan 2 unit di tahun 2024, jumlah ATM BNI telah menurun secara signifikan dari 16.125 unit pada Desember 2022 menjadi 13.388 unit pada akhir 2024. BNI lebih memilih untuk berfokus pada transformasi digital, yang terlihat dari lonjakan pengguna aplikasi ‘wondr by BNI’, yang telah mencapai 5,3 juta pengguna dalam waktu singkat. Nilai transaksi melalui aplikasi ini mencapai Rp191 triliun dari 195 juta kali transaksi.
Perbedaan dalam pendekatan ini menunjukkan bahwa walaupun jumlah mesin ATM secara keseluruhan menurun dalam industri, masih ada bank yang percaya pada potensi ATM sebagai alat untuk memperluas layanan dan jangkauan nasabah. Dalam menghadapi perubahan yang dipicu oleh digitalisasi, masing-masing bank terus menyesuaikan strategi dengan memanfaatkan peluang yang ada baik dalam bentuk layanan fisik maupun digital.
Di sisi lain, penurunan transaksi di mesin ATM mengindikasikan adanya pergeseran perilaku masyarakat yang mulai lebih tertarik dengan kemudahan layanan perbankan berbasis aplikasi. Hal ini memberikan sinyal kepada bank untuk tetap berinovasi dan beradaptasi dengan kebutuhan nasabah yang terus berubah. Para pelaku industri perbankan harus terus mencari keseimbangan antara mempertahankan layanan tradisional dan berinvestasi dalam teknologi terbaru untuk menghadapi tantangan masa depan.