Jakarta, Podme.id – Ekonom senior sekaligus Associate Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI), Ryan Kiryanto, mengungkapkan bahwa kebijakan moneter dan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah dan Bank Indonesia (BI) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi domestik sudah menunjukkan hasil yang positif. Strategi yang dinamakan "double striker" ini berfokus pada penguatan sektor moneter dan fiskal secara bersamaan untuk mengatasi tantangan ekonomi yang dihadapi saat ini.
Dalam beberapa waktu terakhir, BI memangkas suku bunga acuan BI-rate pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang terbaru. Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan suasana moneter yang lebih akomodatif, sehingga sektor keuangan dapat bernapas lebih lega. Langkah ini diharapkan dapat merangsang konsumsi rumah tangga yang merupakan tulang punggung pertumbuhan ekonomi nasional.
Ryan menjelaskan bahwa kebijakan moneter dari BI yang bersifat dovish berfungsi untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Dengan suku bunga yang lebih rendah, diharapkan masyarakat akan lebih mudah dalam mengakses kredit, yang pada gilirannya dapat meningkatkan konsumsi dan investasi. Hal ini sangat penting, terutama dalam menjaga pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Di sisi lain, kebijakan fiskal yang dijalankan oleh pemerintah juga memberikan dampak signifikan. Menteri Keuangan Sri Mulyani telah berkomitmen untuk menerapkan kebijakan fiskal yang bersifat counter-cyclical, berupaya untuk mengatasi perlambatan ekonomi. "Pada saat ekonomi domestik mengalami tanda-tanda perlambatan, pemerintah hadir dengan kebijakan fiskal yang mendorong agar ekonomi tidak semakin jeblok," kata Ryan dalam program Investor Market Opening, Senin (27/1/2025).
Beberapa langkah nyata dari kebijakan fiskal ini antara lain meliputi:
Relaksasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN): Pemerintah menunda rencana kenaikan tarif PPN dari 11% menjadi 12%, yang hanya berlaku untuk barang dan jasa mewah. Kebijakan ini dirancang agar tidak membebani masyarakat secara luas, dan tetap memperhatikan daya beli masyarakat.
Inisiatif Sosial: Pemerintah juga meningkatkan program perlindungan sosial untuk membantu kelompok yang paling rentan selama periode pemulihan ekonomi.
- Peningkatan Belanja Infrastruktur: Fokus pada pembangunan infrastruktur diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Ryan juga menyoroti bahwa perbaikan ekonomi dapat dilihat dari indikator-indikator utama seperti Purchasing Manager Index (PMI) yang menunjukkan peningkatan. PMI yang sebelumnya berada pada zona kontraksi kini telah kembali ke level di atas 50, menandakan adanya ekspansi dalam aktivitas ekonomi.
Dengan pertumbuhan konsumsi rumah tangga yang ditargetkan untuk tetap berada di atas 5% per tahun, Ryan menegaskan pentingnya menjaga keberlanjutan dari strategi "double striker". Konsumsi rumah tangga merupakan faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Kebijakan yang agresif namun terukur di bidang moneter dan fiskal ini menunjukkan komitmen pemerintah dan BI dalam mengelola ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global. Dengan penguatan kebijakan yang konsisten, diharapkan pertumbuhan ekonomi nasional dapat terus terjaga, memberikan harapan bagi masyarakat dan pelaku usaha di seluruh Indonesia.