
Indeks-indeks utama Wall Street mengalami penurunan signifikan pada hari Senin (3/3/2025), dipicu oleh pengumuman Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenai pemberlakuan tarif impor baru terhadap beberapa mitra dagang utama AS. Kebijakan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor tentang dampak negatif terhadap perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi, layaknya suasana yang kerap memanas dalam setiap kabar terkait kebijakan perdagangan AS.
Secara khusus, Indeks S&P 500 merosot 1,8%, sedangkan Dow Jones Industrial Average turun sebesar 649,67 poin atau sekitar 1,5%. Turunnya Indeks Nasdaq Composite bahkan mencapai 2,6%, didorong oleh melemahnya saham-saham teknologi, seperti Nvidia yang anjlok lebih dari 8%. Penurunan ini menunjukkan betapa besar pengaruh yang dimiliki keputusan kebijakan perdagangan oleh pemerintah AS terhadap sentimen pasar global.
Dalam pernyataannya, Trump menegaskan bahwa tarif impor sebesar 25% untuk produk dari Meksiko dan Kanada akan diberlakukan mulai Selasa (4/3/2025). “Tidak ada ruang tersisa untuk Meksiko maupun Kanada. Tarif balasan akan mulai berlaku pada 2 April, namun yang lebih penting, tarifas 25% untuk Kanada dan Meksiko akan mulai diberlakukan,” jelas Trump di Gedung Putih, didampingi oleh Menteri Perdagangan Howard Lutnick. Selain itu, ia juga mengesahkan penetapan tarif tambahan 10% terhadap produk yang diimpor dari China, kondisi yang berpotensi memicu timbulnya kembali perang dagang baru.
Kekhawatiran investor dengan cepat meluas, terutama di sektor teknologi yang sangat bergantung pada rantai pasok global. Saham perusahaan-perusahaan seperti Broadcom dan Super Micro Computer menunjukkan penurunan tajam, mencerminkan dampak negatif tarif baru tersebut terhadap biaya produksi dan kemampuan bersaing dalam pasar global. Situasi ini membuat banyak pelaku pasar meragukan pemulihan ekonomi pasca-pandemi yang belum sepenuhnya stabil.
Sementara itu, bursa saham di kawasan Asia Pasifik memiliki kinerja yang beragam pada hari yang sama. Investor di kawasan ini lebih memilih untuk menunggu kepastian lebih lanjut mengenai rencana tarif dagang Trump. Di Jepang, Indeks Nikkei 225 naik 1,70%, sementara Indeks Topix menguat 1,77%, dan di Australia, Indeks ASX 200 juga menunjukkan kenaikan 0,90%, meskipun ada sedikit penurunan dalam indeks manajer pembelian manufaktur S&P Global. Di sisi lain, indeks saham di Hong Kong, Indeks Hang Seng, menyusut sebesar 0,28%, menunjukkan ketidakpastian di kalangan investor.
Dalam situasi ini, bagaimana dengan Index Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia? IHSG ditutup menguat 3,97% pada perdagangan kemarin, didorong oleh pembelian asing senilai Rp173 miliar, dengan saham-saham yang paling banyak dibeli termasuk BBCA, ASII, BBRI, JPFA, dan TPIA. Namun, hari ini IHSG berpotensi mengalami koreksi seiring dengan diterapkannya tarif AS terhadap produk-produk asal China sebesar 20%.
Berikut adalah level support dan resist IHSG hari ini:
– Support: 6.350-6.450
– Resist: 6.575-6.630
Pengamat pasar merekomendasikan beberapa saham untuk trading hari ini, antara lain:
1. TLKM (Telkom Indonesia)
– Strategi: Buy on Weakness
– Area Beli: 2.370
– Cut Loss: Jika break di bawah 2.330
– Target: 2.440-2.460 (short term)
2. ANTM (Aneka Tambang)
– Strategi: Spec Buy
– Area Beli: 1.580
– Cut Loss: Jika break di bawah 1.570
– Target: 1.600-1.630 (short term)
Kondisi pasar saat ini mencerminkan kekhawatiran yang berpotensi merembet pada berbagai sektor, dari teknologi hingga sumber daya, baik di AS maupun Indonesia. Dengan pengaruh yang kuat dari kebijakan tarif, banyak investor di seluruh dunia kini perlu memantau situasi ini dengan seksama.