Keind Dorong Keterampilan & Kewirausahaan Pekerja Migran

Kamar Entrepreneur Indonesia (Keind) telah mengambil langkah strategis dalam meningkatkan keterampilan dan kapasitas ekonomi para pekerja migran Indonesia serta keluarganya. Melalui pelatihan kewirausahaan dan pengembangan usaha produktif, Keind berkomitmen untuk mengoptimalkan potensi ekonomi tersebut. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan alternatif ekonomi yang berkelanjutan bagi para pekerja migran yang sering kali dihadapkan pada tantangan di luar negeri.

Kesepakatan antara Keind dan Menteri Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI)/BP2MI, Abdul Kadir Karding, menandai awal dari program penting ini. Nota kesepahaman yang ditandatangani pada Rabu (19/2) menekankan pentingnya peningkatan kapasitas bagi calon pekerja migran Indonesia. Dalam kerja sama ini, terdapat beberapa fokus inisiatif yang akan diimplementasikan, di antaranya:

  1. Pelatihan keterampilan bisnis: Program ini bertujuan untuk membekali pekerja migran dengan keterampilan yang relevan untuk mengelola usaha mereka sendiri.

  2. Akses permodalan: Keind akan berupaya memfasilitasi pekerja migran dalam mendapatkan akses ke sumber permodalan yang diperlukan untuk memulai usaha.

  3. Pendampingan usaha: Pekerja migran akan mendapatkan bimbingan dari para ahli untuk mengembangkan usaha yang mereka jalani.

  4. Fasilitasi jaringan bisnis: Keind berkomitmen untuk membantu pekerja migran membangun jaringan yang bermanfaat dalam dunia usaha.

Afda Rizal Armashita, Ketua Umum Keind, menekankan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk menciptakan peluang ekonomi yang lebih luas. "Dengan kerja sama ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mendukung kemandirian ekonomi mereka serta meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka di seluruh Indonesia," ujarnya.

Program ini diharapkan tidak hanya menguntungkan para pekerja migran tetapi juga memberikan dorongan positif bagi perekonomian lokal. Dengan memberdayakan individu dan keluarga pekerja migran, Keind dan BP2MI berupaya mengurangi ketergantungan pada pekerjaan di luar negeri dan membuka jalan bagi beragam usaha lokal yang berkelanjutan.

Dalam konteks ini, pekerja migran Indonesia sering kali harus berhadapan dengan banyak tantangan, mulai dari kesulitan beradaptasi di negara baru hingga permasalahan hukum terkait pekerjaan. Kegiatan pelatihan oleh Keind diharapkan dapat membekali mereka dengan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan tersebut.

“Program ini juga berperan penting dalam menjalin koneksi antara pekerja migran dengan komunitas dan pelaku bisnis lainnya. Melalui ini, mereka akan mendapatkan dukungan yang sangat dibutuhkan untuk memulai usaha,” tambah Afda.

Keind juga berencana untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah daerah dan organisasi non-pemerintah, agar implementasi program dapat berjalan efektif. Dengan upaya kolaboratif ini, harapannya akan muncul lebih banyak pengusaha baru dari kalangan pekerja migran yang mampu berkontribusi kepada masyarakat.

Inisiatif yang diluncurkan oleh Keind ini juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja migran. Melalui pelatihan dan pendampingan yang lebih baik, diharapkan para pekerja migran tidak hanya mampu mengelola usaha mereka, tetapi juga berkontribusi pada perekonomian nasional.

Sebagai negara dengan jumlah pekerja migran yang besar, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk mendorong peningkatan kapasitas dan keterampilan para warganya. Program seperti yang dikembangkan oleh Keind menjadi salah satu langkah penting dalam mewujudkan kemandirian ekonomi bagi para pekerja migran dan keluarganya. Dengan demikian, pengembangan usaha produktif diharapkan dapat menjadi solusi nyata dalam membantu mereka mencapai kesejahteraan yang lebih baik di tanah air.

Berita Terkait

Back to top button