Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan pentingnya pengembangan hunian berbasis Transit Oriented Development (TOD) dalam mencapai target Program 3 Juta Rumah. Menurut Erick, konsep TOD merupakan solusi strategis untuk menyediakan hunian yang terintegrasi dengan transportasi umum, sehingga dapat meningkatkan aksesibilitas dan mempermudah mobilitas masyarakat.
Dalam keterangannya, Erick mendorong PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk untuk ikut serta dalam pendanaan pembangunan dan penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) berbasis TOD. Langkah ini diharapkan dapat menggandeng sumber daya yang ada untuk menciptakan lingkungan perumahan yang modern dan berkelanjutan. "Kami melihat perumahan mesti dekat dengan transportasi publik, selain itu ini juga sesuai dengan lahan yang kami punya yakni pipih dan cocok untuk konsep tinggi," jelas Erick dalam konferensi pers yang digelar di Jakarta.
Pembangunan hunian TOD diusulkan memiliki sekitar 800 hingga 1.200 unit hunian per lokasi. Pemerintah melalui BTN mengusulkan dua skema untuk memudahkan masyarakat dalam memiliki rumah di lokasi TOD yaitu, 60 persen menggunakan KPR Non-Subsidi dan 40 persen dengan KPR Subsidi. Hal ini diharapkan dapat menjangkau komunitas urban berpenghasilan menengah, khususnya mereka yang berpenghasilan antara Rp12 juta hingga Rp15 juta per bulan.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa konsep hunian TOD menjadi pilihan yang lebih baik:
Integrasi dengan Transportasi Umum: Hunian TOD dirancang berdekatan dengan stasiun kereta atau halte transportasi umum lainnya, memudahkan penghuni untuk bertransportasi dan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi.
Penggunaan Lahan yang Efisien: Dengan 70 persen wilayah Indonesia yang berupa lautan dan 30 persen kawasan darat yang kebanyakan merupakan lahan pertanian dan industri, pembangunan hunian vertikal menjadi solusi yang lebih realistis untuk menyiasati terbatasnya lahan.
Peningkatan Infrastruktur: Konsep TOD juga memastikan penyediaan infrastruktur yang memadai, seperti jalan dan utilitas listrik, yang akan meningkatkan kualitas hidup penghuni.
Meningkatkan Nilai Properti: Aksesibilitas yang lebih baik membuat hunian di kawasan TOD memiliki potensi nilai investasi yang lebih tinggi di masa depan.
- Solusi untuk Keterbatasan Lahan: Dengan memanfaatkan lahan milik pemerintah dan BUMN, BTN mengatakan bahwa penyediaan hunian terjangkau dapat dilakukan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada lahan swasta yang semakin mahal.
Direktur Utama BTN, Nixon L.P. Napitupulu, menambahkan bahwa konsep TOD akan menjadi solusi bagi masyarakat perkotaan yang kesulitan untuk membeli rumah di tengah tingginya harga properti. "Solusi dari keterbatasan lahan untuk penyediaan hunian dengan harga terjangkau di daerah perkotaan adalah memanfaatkan lahan milik pemerintah, negara, dan BUMN untuk membangun apartemen dengan konsep TOD. Ini merupakan bentuk sinergi BUMN yang paling nyata dalam Program Tiga Juta Rumah," ujarnya.
Dalam pelaksanaannya, konsep TOD tidak hanya akan berfokus pada pembangunan apartemen vertikal, tetapi juga memanfaatkan lahan-lahan strategis lainnya seperti lokasi-lokasi PD Pasar Jaya dan stasiun kereta milik PT Kereta Api Indonesia (KAI). Dengan pemanfaatan area yang sudah ada, BTN dapat dengan cepat mengembangkan rencana hunian ini menjadi realitas yang menguntungkan bagi masyarakat urban.
Pembangunan hunian berbasis TOD adalah langkah inovatif dalam memenuhi kebutuhan perumahan yang semakin mendesak, seiring dengan pertumbuhan jumlah penduduk dan urbanisasi yang pesat di Indonesia. Dengan dukungan dan kebijakan yang tepat, diharapkan target Program 3 Juta Rumah dapat tercapai, memberikan hunian yang layak bagi seluruh rakyat Indonesia.