Kekayaan Bupati Pekalongan Fadia Arafiq Viral, Diduga Sewot soal Anggaran

Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, baru-baru ini menjadi sorotan publik seiring dengan responsnya yang dianggap kurang pantas terhadap sejumlah komentar warganet di media sosial. Peristiwa ini terjadi setelah Fadia mengunggah foto dari acara retret di Lembah Tidar, Magelang, Jawa Tengah. Dalam unggahan itu, banyak netizen yang mengekspresikan keluhan tentang kondisi infrastruktur, khususnya lubang di jalanan dekat Rumah Sakit Ki Ageng Sedayu. Salah satu komentar bahkan menyinggung perihal anggaran yang dianggap tidak transparan.

Reaksi Fadia terhadap kritik tersebut membuat heboh, ketika akun Instagramnya membalas komentar dengan kalimat yang dinilai kasar, seperti, "Mulutmu ki ngomong ojo kurang ajar, diperiksa penegak hukum mampus koe mengko!" Balasan tersebut tidak hanya dinilai tidak selayaknya dari seorang pejabat publik, tetapi juga menarik perhatian mengenai tanggung jawabnya dalam memimpin dan mengelola kebijakan anggaran daerah. Pihak Fadia pun memberikan klarifikasi bahwa unggahan tersebut dibuat oleh admin, bukan langsung oleh dirinya.

Sementara itu, bersamaan dengan viralnya momen tersebut, informasi mengenai kekayaan Fadia Arafiq dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) juga menjadi topik hangat. Dalam laporan LHKPN terbaru, Fadia tercatat memiliki total kekayaan sebesar Rp86.703.030.547, menjadikannya sebagai salah satu bupati terkaya di Jawa Tengah, bahkan berada pada posisi keempat.

Dari total kekayaannya, aset terbesar Fadia berasal dari tanah dan bangunan yang nilainya mencapai Rp74,3 miliar. Aset-aset tersebut tersebar di beberapa daerah, termasuk Pekalongan, Bogor, Jakarta, dan Semarang. Ini menunjukkan adanya diversifikasi investasi yang signifikan dan mungkin mengindikasikan tingkat keterlibatan yang tinggi dalam bisnis properti.

Berikut adalah rincian kekayaan Fadia Arafiq berdasarkan laporan LHKPN:

  1. Tanah dan Bangunan: Rp74,3 miliar

    • Terdistribusi di beberapa lokasi strategis.
  2. Kendaraan: Rp1.180.000.000

    • Dua mobil yang dilaporkan, termasuk Hyundai tahun 2013 senilai Rp200 juta dan Alphard X A/T 2.4 tahun 2018 dengan nilai Rp980 juta.
  3. Harta Bergerak: Rp3.020.000.000

    • Berbagai aset bergerak yang menunjukkan keberagaman sumber kekayaan.
  4. Kas dan Setara Kas: Rp10.897.466.986

    • Menunjukkan likuiditas yang cukup tinggi dalam bentuk simpanan.
  5. Utang: Rp2.684.436.439
    • Mengindikasikan kewajiban yang harus diatasi, meskipun tidak terlalu besar dibandingkan kekayaan yang dimiliki.

Kemunculan informasi mengenai kekayaan Fadia Arafiq dalam konteks tanggapan yang dianggap tidak wajar terhadap kritik masyarakat menimbulkan berbagai spekulasi dan diskusi di kalangan publik. Apakah sumber kekayaan tersebut mencerminkan integritas serta keterbukaan dalam pengelolaan anggaran daerah, menjadi pertanyaan besar yang perlu dijawab oleh pemimpin daerah.

Peristiwa ini mengundang perhatian tidak hanya dari masyarakat Pekalongan, tetapi juga dari pengamat politik dan sosial. Mereka menilai bahwa sebagai bupati, Fadia harus lebih responsif dan bersikap profesional dalam menanggapi kritik, terlebih saat menyangkut masalah infrastruktur dan penggunaan anggaran yang merupakan kepentingan publik. Kritik dan keluhan dari masyarakat adalah bagian dari pengawasan yang perlu ditangkap dan ditindaklanjuti dengan baik oleh pemimpin.

Berita Terkait

Back to top button