
SANTO DOMINGO, Podme – Tragedi mengerikan terjadi di Santo Domingo, Republik Dominika, saat atap kelab malam Jet Set ambruk pada dini hari Selasa (8/4/2025) selama konser musik merengue. Akibat insiden tersebut, korban tewas kini mencapai 226 orang, dengan penambahan korban yang dirawat di rumah sakit karena luka parah. Kejadian ini menyisakan pertanyaan besar terkait penyebab runtuhnya atap, yang hingga kini masih misterius.
Konser yang dipandu penyanyi terkenal Rubby Perez tersebut dihadiri oleh antara 500 hingga 1.000 orang, termasuk sejumlah pejabat, politisi, atlit, dan perancang busana. Ketika atap bangunan berusia lebih dari 50 tahun itu runtuh, banyak pengunjung terjebak dalam reruntuhan, menambah jumlah korban dalam keadaan yang sangat tragis. Pejabat setempat melaporkan bahwa sebanyak 189 orang berhasil diselamatkan dari reruntuhan, sementara lebih dari 200 orang mengalami luka-luka, dengan 14 di antaranya masih dirawat di rumah sakit dan empat dalam kondisi kritis.
Menteri Kesehatan Dominika, Victor Attalah, mengungkapkan bahwa proses identifikasi jenazah memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan, disebabkan oleh perlunya pencocokan biometrik. Hingga hari Sabtu, semua jenazah yang teridentifikasi telah dikembalikan kepada keluarga mereka, dengan salah satu korban terbaru yang teridentifikasi adalah seorang perempuan berusia 41 tahun dari Kosta Rika, yang juga ditemukan setelah berjuang untuk hidup di rumah sakit.
Data mengenai korban tewas menunjukkan bahwa di antara mereka terdapat warga asing, termasuk dari Amerika Serikat dan Kosta Rika. Hal ini meningkatkan perhatian internasional terhadap tragedi yang berlangsung di kelab malam tersebut. Peristiwa ini menjadi sorotan global, dengan berbagai pihak meminta penyelidikan menyeluruh untuk mengetahui penyebab runtuhnya bangunan.
Walaupun banyak spekulasi tentang ketidakberesan struktural bangunan, pejabat setempat menegaskan bahwa terlalu dini untuk menyatakan apa pun mengenai penyebab keruntuhan. Bangunan ini pada dasarnya dibangun sebagai bioskop dan telah beralih fungsi menjadi kelab malam, ditambah informasi bahwa bangunan tersebut pernah mengalami kebakaran setelah tersambar petir beberapa tahun lalu. Ini menimbulkan persoalan mengenai pemeliharaan dan inspeksi bangunan terkait keselamatan publik.
Dalam merespons tragedi ini, banyak pihak telah memperdebatkan standar keselamatan bangunan di Republik Dominika, khususnya bangunan berusia tua yang berfungsi untuk kegiatan umum. Kontroversi ini mendorong seruan untuk penegakan regulasi yang lebih ketat terkait keselamatan bangunan, agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Tragedi Jet Set tidak hanya mengguncang masyarakat lokal, namun juga menciptakan gelombang empati dan dukungan dari berbagai negara. Pihak berwenang berupaya memberikan bantuan kepada keluarga korban, serta sumber daya medis bagi mereka yang selamat dari insiden tersebut. Dengan meningkatnya perhatian internasional, banyak yang berharap agar peristiwa tragis ini menjadi pengingat akan pentingnya perlindungan keselamatan di semua tempat umum.
Sementara investigasi berlangsung, masyarakat terus berdoa dan memberikan dukungan kepada keluarga yang kehilangan orang tercinta. Momen berkabung ini tidak hanya menjadikan tragedi ini sebagai peringatan, tetapi juga sebagai ajakan untuk lebih memahami pentingnya keselamatan dan kelayakan bangunan yang digunakan untuk berkumpulnya banyak orang.