Pada usia 13 tahun, Bill Gates tidak menjalani hidup layaknya remaja lainnya. Di saat banyak anak seusianya menikmati waktu bermain atau bersosialisasi, Gates berfokus pada pengembangan keterampilan di bidang teknologi. Cerita menarik ini terungkap dalam memoarnya yang terbaru, "Source Code", yang menggambarkan bagaimana semangatnya untuk belajar coding membawanya melakukan hal-hal di luar kebiasaan normal remaja pada masa itu.
Sebagaimana yang ditulis oleh CNBC, Gates mengaku pernah menyelinap dari rumahnya hingga larut malam, bukan untuk sekadar berkumpul dengan teman-temannya, melainkan untuk menulis kode komputer. Pada dekade 1970-an, komputer bukanlah barang yang umum, dan keluarganya tidak memiliki perangkat mahal tersebut. Sementara orang tuanya, yang sibuk dengan karir—ayahnya seorang pengacara dan ibunya seorang aktivis—tidak mengetahui kegiatan tersebut.
Keberuntungan pun berpihak pada Gates ketika ia menjalin kerja sama dengan Computer Center Corp., sebuah perusahaan lokal di Seattle. Perusahaan ini memberikan akses tak terbatas terhadap komputer, memungkinkan Gates dan teman-temannya, termasuk Paul Allen, untuk menulis dan menguji program-program mereka sendiri selama berjam-jam. Dalam memoar tersebut, Gates mengekspresikan rasa syukur atas kesempatan yang didapatnya, di mana ia menyebutkan periode tersebut sebagai "500 jam pertama" yang memungkinkan "9.500 jam berikutnya" untuk terwujud dalam karirnya.
Berikut adalah beberapa detail menarik mengenai kegiatan Gates saat berusia 13 tahun:
-
Menyelinap untuk Belajar: Gates mulai mencuri waktu dengan naik bus lintas kota selama 20 menit untuk sampai ke kantor Computer Center Corp. Dia sering pulang larut malam, dan terkadang berjalan kaki sejauh 45 menit jika ketinggalan bus, semua itu dilakukan di luar sepengetahuan orang tuanya.
-
Kemandirian dalam Belajar: Ia mengambil inisiatif untuk belajar dan mengembangkan keterampilan sendiri, menunjukkan bahwa tidak ada satu formula tunggal untuk sukses. Keterampilan yang diperolehnya saat itu berkontribusi besar pada kesuksesan kemudian hari.
-
Kesadaran akan Dampak Teknologi: Gates menggambarkan bagaimana dunia nyata mempengaruhi pemikirannya terkait coding dan penciptaan perangkat lunak. Saat ia semakin sadar akan kemajuan teknologinya, ia mulai mengerjakan proyek yang kelak mengarah pada pendirian Microsoft.
- Pendukung yang Mengizinkan: Dalam buku tersebut, Gates mengapresiasi orang tuanya yang memberinya kebebasan untuk menjelajahi minatnya. Mereka membiarkannya membaca dan berpikir dengan leluasa, serta mengizinkannya melakukan pendakian di alam tanpa pengawasan orang dewasa, yang memberikan ruang untuk kreativitas dan pengembangan pribadi.
Meskipun akhirnya orang tuanya mengetahui kebiasaannya yang tidak biasa, mereka sempat khawatir dan mengingatkan Gates untuk tidur yang cukup. Gates, dalam refleksinya, mengakui bahwa jika ia memiliki anak, ia akan lebih mengawasi dan ingin tahu tentang aktivitas mereka, menunjukkan kesadaran bahwa metode pengasuhan yang diadopsinya juga penting.
Di balik cerita ini, terungkap bahwa perjalanan Gates menuju sukses bukanlah hal yang instan. Dedikasi dan ketekunannya di usia muda membangun pondasi yang kuat di bidang teknologi, yang pada akhirnya membawanya ke puncak kesuksesan sebagai salah satu pengusaha paling berpengaruh di dunia. Kisah Bill Gates di usia remaja mengingatkan kita akan pentingnya mengejar passion dan berusaha keras, bahkan jika itu membawa kita ke jalur yang tidak biasa.