
Setiap hari, jutaan orang di Indonesia menggunakan layanan yang bergantung pada fasilitas data center tanpa menyadarinya. Ketika memeriksa saldo rekening, memesan transportasi online, atau melacak pengiriman, semua proses tersebut berjalan mulus berkat kehadiran data center. Selain itu, data center juga menjadi tulang punggung industri-industri besar di Indonesia, seperti lembaga keuangan yang memproses jutaan transaksi secara aman setiap harinya. Dengan meningkatnya ketergantungan terhadap infrastruktur digital yang handal, pemahaman tentang istilah-istilah penting dalam dunia data center menjadi sangat krusial. Berikut adalah tiga istilah data center yang perlu diketahui.
- Cloud Region – Apa Bedanya dengan Data Center?
Cloud Region merujuk pada wilayah geografis yang terdiri dari sekumpulan data center dari penyedia layanan cloud publik. Konsep Cloud Region memungkinkan pengguna dan bisnis untuk mengelola serta memproses data lebih dekat dengan lokasi pengguna akhir. Ini mirip dengan jaringan pusat layanan ekspedisi yang tersebar di berbagai kota. Setiap data center ditempatkan secara strategis untuk memastikan pengiriman data yang cepat dan efisien.
Microsoft mengembangkan Indonesia Central, sebuah Cloud Region di Indonesia yang akan terdiri dari tiga availability zone. Setiap zona tersebut terdiri dari serangkaian data center yang berada berdekatan untuk menjaga koneksi dengan latensi rendah. Selain itu, Indonesia Central juga memenuhi standar keamanan ketat yang ditegakkan di seluruh dunia oleh Microsoft, termasuk dalam hal keamanan fisik, jaringan, serta perlindungan perangkat keras dan perangkat lunak. Dengan beroperasinya Indonesia Central, organisasi di Indonesia diharapkan dapat memenuhi persyaratan residensi data dan meningkatkan performa aplikasi.
- Hyperscale – Apakah Hyperscale Sekadar Ukuran Data Center?
Istilah "hyperscale" sering digunakan di industri data center dan merujuk pada kapasitas sebuah data center untuk secara otomatis meningkatkan kapasitas sesuai kebutuhan dan efisiensi penggunaan energi. Menurut International Data Corporation (IDC), sebuah data center dikategorikan sebagai hyperscale jika memiliki luas fisik minimal 10.000 kaki persegi atau sekitar 929 meter persegi.
Namun, kapasitas hyperscale bukan sekadar ukuran fisiknya; ini juga mencerminkan kemampuan untuk menangani beban kerja besar dengan skalabilitas ekstrem. Data center di Microsoft’s Indonesia Central dirancang dengan kapabilitas hyperscale untuk memenuhi permintaan cloud computing dan AI yang terus berkembang. Dengan menggandeng teknologi hyperscale, data center ini diharapkan dapat memberdayakan sektor-sektor industri di Indonesia untuk mengelola workload cloud dan AI dengan aman serta efisien, sehingga langsung berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi negara.
- Latency – Mengapa Internet Terkadang Lambat?
Latency menjadi istilah penting lainnya dalam konteks data center. Istilah ini merujuk pada waktu yang dibutuhkan untuk data berpindah dari perangkat pengguna ke data center dan kembali. Latency yang tinggi bisa mengakibatkan pengalaman digital yang buruk, misalnya ketika audio yang tertinggal saat video call atau transaksi online yang merasa lambat. Dalam dunia bisnis, terutama di industri manufaktur, latency yang tinggi dapat berdampak signifikan pada efisiensi operasional.
Untuk mengatasi masalah ini, Indonesia Central akan terhubung dengan jaringan luas Microsoft, yang menyediakan konektivitas ke lebih dari 60 wilayah dan 300 data center di seluruh dunia. Dengan koneksi ini, bisnis di Indonesia diharapkan dapat menikmati layanan cloud yang lebih cepat dan andal, langsung memperbaiki pengalaman pengguna untuk berbagai layanan, mulai dari streaming hingga transaksi keuangan.
Dari Cloud Region hingga Latency, ketiga istilah ini bukan hanya jargon teknis belaka. Karena memiliki pemahaman yang baik mengenai istilah-istilah tersebut, baik individu maupun perusahaan di Indonesia dapat memanfaatkan potensi dari infrastruktur data center dengan lebih baik. Transformasi digital yang didorong oleh penyedia layanan cloud akan menjadi langkah penting untuk memposisikan Indonesia sebagai pemimpin dalam ekonomi digital berbasis data, terutama di era kecerdasan buatan.