Jakarta – Dalam menyambut tahun baru Imlek, masyarakat keturunan Tionghoa kinanggap bahwa hujan yang sering terjadi saat perayaan ini membawa keberuntungan. Namun, seiring dengan kepercayaan tersebut, banyak yang bertanya-tanya: mengapa hujan hampir selalu melanda selama Imlek?
Berdasarkan keterangan dari Iis Widya Harmoko, Kasi Data dan Informasi BMKG Kelas I Semarang, fenomena ini bisa dijelaskan dari segi ilmiah. Tahun Baru Imlek jatuh pada bulan Januari atau Februari, yang seringkali bertepatan dengan puncak musim hujan di Indonesia. "Pada bulan Januari, fenomena cuaca seperti hujan lebat memang sering terjadi," ujarnya.
Letak geografis Indonesia yang berada di garis ekuator juga memberikan kontribusi penting terhadap kondisi cuaca ini. "Karena berada di khatulistiwa, potensi hujan hampir ada sepanjang tahun, dan intensitasnya semakin meningkat seiring dengan pergerakan matahari," tambah Iis. Hal ini berbeda dengan negara-negara di belahan bumi utara yang mungkin sedang mengalami musim dingin atau salju pada periode waktu ini.
Berdasarkan data dari BMKG, prakiraan cuaca menjelang Imlek di akhir Januari 2025 menunjukkan potensi hujan yang cukup tinggi di banyak wilayah Indonesia. Dalam daring resmi BMKG, diprediksi bahwa pada periode 21-27 Januari, banyak daerah akan mengalami hujan sedang hingga lebat. Wilayah-wilayah seperti Aceh, Sumatera Utara, Jakarta, hingga Papua dipastikan akan terdampak hujan.
Rincian prakiraan cuaca untuk periode 21-27 Januari 2025 sebagai berikut:
21-23 Januari 2025:
- Hujan Sedang hingga Lebat: Aceh, Riau, Jakarta, dan daerah lainnya.
- Hujan Lebat-Sangat Lebat: Sumatera Barat, Banten, DIY, dan Bali.
- Potensi Angin Kencang: Bengkulu dan Kep. Riau.
- 24-27 Januari 2025:
- Hujan Sedang hingga Lebat: Aceh, Sumatera Selatan, dan Jawa Timur.
- Hujan Lebat-Sangat Lebat: Kalimantan Barat, Sulawesi Tenggara, dan Bali.
- Hujan Sangat Lebat-Ekstrem: Lampung dan Jawa Tengah.
Prakiraan cuaca di kota-kota tujuan wisata selama Imlek pun menunjukkan banyak daerah yang diperkirakan akan mengalami hujan. sebagai contoh:
- DKI Jakarta: hujan ringan-hujan petir.
- Bogor: hujan ringan.
- Semarang: hujan ringan.
- Palembang: hujan ringan.
Masyarakat yang merayakan Imlek tentu perlu mempersiapkan diri, termasuk membawa payung dan mencari tempat yang nyaman untuk berkumpul. Bagi mereka yang merayakan, tetap menjalankan tradisi dan ibadah di wihara, meski hujan, sudah menjadi hal yang biasa. Dalam praktiknya, hujan tidak menghalangi semangat masyarakat untuk berkumpul dan merayakan momen penting ini.
Menariknya, di tengah tantangan cuaca yang kurang bersahabat, terdapat mitos dan kepercayaan yang kuat di kalangan masyarakat Tionghoa, bahwa hujan saat Imlek menandakan keberkahan dan rezeki. Hal ini menunjukkan bahwa setiap hujan yang turun di hari spesial tersebut memiliki makna tersendiri bagi komunitas ini.
Dengan pemahaman ini, maka saat hujan melanda saat Tahun Baru Imlek, masyarakat tidak hanya melihatnya sebagai kendala, tetapi juga sebagai simbol keberuntungan dan harapan baru untuk tahun yang akan datang.