Keponakan Jhonny van Beukering Ingin Bela Timnas, Ayah dari Yogyakarta!

Joey van Beukering, keponakan dari mantan striker Timnas Indonesia, Jhonny van Beukering, menyatakan keinginannya untuk membela Timnas Indonesia. Pengakuan ini menjadi sorotan, terutama karena Joey memiliki hubungan darah dengan pemain yang pernah dikenal sebagai ‘Jhonny of the Burger King’. Dalam sebuah wawancara, Joey mengungkapkan bahwa ayahnya lahir di Yogyakarta, Indonesia, dan ia merasa memiliki darah Indonesia yang kental. “Ayah saya lahir di Yogyakarta. Ayah saya memiliki darah Indonesia sepenuhnya,” ucap Joey.

Dengan usia 22 tahun, Joey saat ini bermain sebagai pemain di klub kecil Belanda, MASV, dan berencana untuk bergabung dengan klub lainnya, De Treffers, pada musim depan. Meskipun karirnya belum menonjol di tingkat liga profesional, keinginannya untuk membela timnas menunjukkan semangat yang menggebu. “Suatu hari nanti, saya ingin membela Timnas Indonesia. Itu adalah impian saya,” tambahnya.

Berbeda dengan pamannya, Jhonny van Beukering, yang sempat berjuang dalam karir profesionalnya namun tidak mencapai kesuksesan di Timnas Indonesia, Joey bertekad untuk mengukir namanya sendiri di dunia sepak bola. Sebelumnya, Jhonny van Beukering resmi menjadi warga negara Indonesia pada 11 Oktober 2011 dan memiliki harapan besar saat bergabung dengan skuat timnas. Namun, perjalanan karirnya menyisakan banyak cerita pahit, termasuk kesulitan finansial yang ia hadapi setelah pensiun dari sepak bola.

Kemudian, dalam pandangan sepak bola Indonesia, ada harapan untuk melihat generasi baru yang berjiwa patriotik dan memiliki gairah yang sama dengan para pendahulu mereka. Keputusan Joey untuk menyatakan keinginan tersebut bisa memberikan semangat baru, khususnya dalam konteks naturalisasi pemain di Indonesia. Proses naturalisasi sering kali menjadi sorotan, terutama terkait dengan identitas dan hubungan darah dengan Indonesia.

Data dari Transfermarkt menunjukkan bahwa Joey adalah anak dari Dennis van Beukering, kakak dari Jhonny. Meskipun Joey lahir di Velp, Belanda, pengakuan akan darah Indonesia membuatnya memiliki koneksi yang kuat dengan Tanah Air. Hal ini sekaligus menyoroti proses naturalisasi yang kerap menjadi perdebatan di kalangan para penggemar dan pengamat sepak bola Indonesia.

Sementara itu, Jhonny van Beukering, meski kini jauh dari sorotan, memberikan wawasan berharga tentang realitas kehidupan di luar lapangan. Dalam sebuah wawancara, ia mengungkapkan kesusahan yang dia alami setelah pensiun dari dunia sepak bola. “Kehidupan saya berubah dari surga menjadi neraka,” ungkapnya, menceritakan kesulitan yang dialami dalam menghidupi keluarganya. Dengan hanya 50 euro per minggu, dia harus berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar.

Jhonny juga menekankan pentingnya bagi pesepak bola muda untuk memahami tantangan yang bisa mereka hadapi dalam karir mereka. Momen ini mengingatkan kita bahwa sepak bola bukan hanya tentang kesuksesan di lapangan, tetapi juga tentang tantangan di kehidupan sehari-hari yang seringkali tidak terlihat oleh fans.

Joey, meskipun masih meniti karir di divisi bawah Belanda, menunjukkan bahwa impian untuk membela timnas tetap hidup. Dengan pengakuan keturunan Indonesia, serta dukungan dari keluarga, ia berharap dapat melanjutkan legasi pamannya dan membuat namanya sendiri di panggung sepak bola Indonesia.

Dari kisah dua generasi van Beukering ini, terlihat bahwa sepak bola bisa menjadi jembatan untuk menyambung hubungan antarbudaya dan mengatasi tantangan baik di dalam maupun di luar lapangan. Keinginan Joey untuk membela Timnas Indonesia mencerminkan semangat yang diharapkan menjadi penyemangat bagi generasi muda lainnya untuk mengejar mimpi mereka sambil tetap menghargai akar budaya mereka.

Berita Terkait

Back to top button