Jakarta, Podme.id – Mimisan, atau yang dikenal dalam istilah medis sebagai epistaksis, adalah suatu kondisi di mana terjadi pendarahan dari jaringan di dalam hidung. Fenomena ini umumnya terjadi pada anak-anak berusia antara 3 hingga 10 tahun. Hal ini disebabkan oleh tipisnya pembuluh darah di hidung anak yang membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan. Beberapa kebiasaan yang sering dilakukan anak, seperti mengorek hidung, dapat menjadi salah satu penyebab utama terjadinya mimisan.
Terdapat beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya mimisan pada anak, di antaranya:
1. Mengorek hidung
Kebiasaan mengorek hidung yang dilakukan anak dengan cara yang berlebihan dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah. Hal ini sangat mungkin terjadi lantaran struktur pembuluh darah di hidung anak yang masih tipis dan mudah rusak.
2. Udara kering
Lingkungan dengan tingkat kelembapan yang rendah dapat mengiritasi selaput hidung dan mengakibatkan kekeringan, yang seringkali membuat anak merasa gatal. Jika anak mencoba menggaruk hidungnya, hal ini bisa memicu mimisan.
3. Masuk benda asing
Anak-anak sering kali memasukkan mainan atau benda asing ke dalam hidung. Hal ini dapat menimbulkan iritasi pada lapisan hidung dan berpotensi menyebabkan pendarahan. Pada beberapa kasus, anak perlu dibawa ke rumah sakit untuk mengeluarkan benda tersebut.
4. Pilek dan alergi
Kondisi pilek atau alergi dapat mengakibatkan pembengkakan serta iritasi di dalam hidung. Ini merupakan salah satu penyebab tidak jarang terjadi mimisan, terutama ketika peradangan ini mempengaruhi pembuluh darah.
5. Benturan
Trauma ringan hingga berat pada hidung, misalnya akibat benturan, dapat menyebabkan mimisan. Jika anak mengalami pukulan keras di area hidung, risikonya mengalami pecahnya pembuluh darah menjadi lebih tinggi.
6. Obat-obatan
Beberapa obat, terutama obat yang digunakan untuk mengatasi alergi, dapat menyebabkan kekeringan pada hidung dan berujung pada mimisan. Efek samping dari obat-obatan seperti ibuprofen juga dapat mengganggu proses pembekuan darah, yang dapat memicu terjadinya perdarahan.
7. Menderita penyakit tertentu
Dalam kasus yang lebih jarang, mimisan dapat disebabkan oleh kondisi medis yang lebih serius, seperti polip hidung atau gangguan pembekuan darah. Kondisi ini memerlukan evaluasi lebih lanjut dari dokter.
Sesaat setelah anak mengalami mimisan, beberapa langkah berikut dapat diambil untuk mengatasi situasi tersebut:
– Posisi anak sebaiknya duduk tegak dengan kepala sedikit ditundukkan ke depan. Hindari membiarkan anak berbaring agar tidak terjadi penelanan darah.
– Tepuk atau jepit bagian cuping hidung dengan jari dan tahan selama 10 menit. Metode ini sangat membantu menghentikan pendarahan.
– Mengompres daerah sekitar hidung dengan handuk yang dibasahi air dingin juga dapat memberikan efek menenangkan.
– Minta anak untuk bernapas melalui mulut, dan setelah pendarahan berhenti, berikan waktu istirahat sebelum ia melanjutkan aktivitasnya.
Selain menangani mimisan, orang tua juga dapat melakukan tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko terjadinya mimisan kembali:
– Memotong kuku anak secara teratur agar tidak menggaruk bagian dalam hidung.
– Menggunakan humidifier untuk menjaga kelembapan di ruang tidur anak, terutama saat cuaca kering.
– Mengajarkan anak untuk tidak memasukkan benda atau jari ke dalam hidung dan membuang kotoran hidung dengan hati-hati.
– Mengoleskan petroleum jelly pada bagian dalam hidung untuk menjaga kelembaban.
– Menggunakan obat semprot hidung jika anak mengalami gejala alergi atau pilek.
Penting bagi orang tua untuk memahami penyebab dan cara penanganan mimisan pada anak. Dengan pengetahuan yang tepat, orang tua dapat bertindak cepat dalam mengatasi mimisan, serta memberikan perawatan yang tepat sehingga mimisan tak kembali terjadi.