Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, baru-baru ini menyoroti pergeseran perhatian dunia yang kini tertuju pada India dan Indonesia sebagai potensi penopang pertumbuhan ekonomi global. Dalam kesempatan berbicara di Jakarta, Anindya menyebutkan bahwa perlambatan ekonomi di China dan kinerja rendah AS menjadi faktor utama dalam penilaian tersebut.
Pertumbuhan ekonomi global saat ini mengalami tantangan yang signifikan. Anindya menjelaskan bahwa perekonomian China dan Amerika Serikat saat ini hitungannya berada di bawah rata-rata pertumbuhan dunia. Sementara itu, India dan Indonesia, dengan perkiraan pertumbuhan di atas 5%, dipandang sebagai "growth story baru" yang dapat memberikan kontribusi positif bagi pemulihan ekonomi global. Rata-rata pertumbuhan dunia diperkirakan sekitar 3%, sedangkan AS diprediksi hanya tumbuh sebesar 2,2%.
Dari hasil kunjungan Anindya ke Davos, Swiss, terungkap bahwa baik Indonesia maupun India menjadi sorotan di kalangan para pemimpin dunia. Hal ini mencerminkan optimisme global terhadap potensi kedua negara dalam mendukung pertumbuhan ekonomi ke depan.
Anindya mengatakan, "Jadi mereka (dunia) mencari growth story baru. China melambat, Amerika lebih cepat tapi masih di bawah rata-rata dunia. India dan Indonesia sama-sama di atas 5%. Jadi mereka berpikir ini bisa jadi penopang pertumbuhan di dunia." Dengan kata lain, ketidakpastian yang melanda ekonomi besar seperti China dan Amerika memberikan peluang bagi negara-negara dengan pertumbuhan lebih stabil seperti Indonesia dan India untuk bersinar.
Dalam konteks ini, Anindya menambahkan bahwa Indonesia tidak sekadar berharap untuk tumbuh tetapi juga memiliki target ambisius untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif. "Indonesia telah memiliki target untuk bisa tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia," tegasnya. Dia menggarisbawahi pentingnya bagi Indonesia untuk memanfaatkan momentum ini agar dapat bersaing secara global.
Di bawah kepemimpinan Anindya, Kadin menunjukkan komitmen untuk mendorong pertumbuhan yang berkeadilan, di mana manfaat ekonomi dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Anindya mengakui bahwa meski optimis, langkah-langkah yang diambil harus hati-hati mengingat kondisi perekonomian global yang volatile. Dunia berharap Indonesia bisa menjadi lebih maju, dan dengan dukungan yang tepat, hal ini bukanlah mimpi yang mustahil.
Berikut adalah beberapa poin penting yang diangkat oleh Anindya terkait situasi ekonomi Indonesia dan global:
- Perlambatan Ekonomi China dan AS: Keduanya mengalami pertumbuhan di bawah rata-rata, memberi peluang bagi negara lain.
- Kenaikan Pertumbuhan di Indonesia dan India: Keduanya diperkirakan tumbuh di atas 5%, menjadi penopang baru.
- Target Pertumbuhan Indonesia: Memiliki target untuk tumbuh di atas rata-rata pertumbuhan dunia dengan inklusivitas.
- Kesempatan di Forum Global: Indonesia dan India mendapatkan sorotan positif dalam pertemuan seperti di Davos.
Tak bisa dipungkiri, perhatian global terhadap Indonesia dan India mencerminkan harapan untuk menemukan pendorong baru bagi ekonomi. Dengan keunggulan demografi dan potensi pasar yang besar, kedua negara ini memiliki kesempatan untuk meredefinisi peran mereka dalam perekonomian dunia. Sumber daya yang ada dan kebijakan yang berpihak kepada pertumbuhan inklusif akan menjadi kunci bagi Indonesia untuk meraih potensi penuhnya di masa depan.