Pemimpin Revolusi Islam Iran, Ayatollah Seyyed Ali Khamenei, pada Sabtu lalu menyatakan bahwa kemenangan Hamas atas Israel merupakan contoh nyata dari kebenaran yang diajarkan dalam Alquran. Dalam pertemuan dengan delegasi Hamas yang dipimpin oleh Ketua Dewan Syura Muhammad Ismail Darwish dan Penjabat Pemimpin Khalil al-Hayya di Teheran, Khamenei menegaskan bahwa rakyat Gaza telah mengalahkan rezim Zionis dan Amerika Serikat, serta berhak atas kebanggaan tersebut.
Khamenei mengutip ayat Alquran, tepatnya Al Baqarah ayat 249, yang menyatakan, “Betapa banyak kelompok kecil yang mengalahkan kelompok besar dengan izin Allah.” Ia menegaskan, “Kemenangan ini adalah hasil dari karunia Tuhan dan merupakan bukti bahwa perjuangan rakyat Gaza merupakan perjuangan yang benar.” Pernyataan ini menggarisbawahi pandangan bahwa perlawanan Palestina melawan penindasan telah menghasilkan sebuah pencapaian besar dalam sejarah konflik di wilayah tersebut.
Lebih lanjut, Khamenei memberikan apresiasi kepada negosiator Hamas yang berhasil mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel, yang disebutnya sebagai “pencapaian besar.” Kesepakatan gencatan senjata itu berjangka waktu 42 hari, yang mencakup pembebasan 33 tawanan Israel dan hampir 2.000 tahanan Palestina. Khamenei menekankan bahwa momen-momen seperti ini bukan hanya kemenangan bagi Hamas, tetapi juga bagi gerakan perlawanan yang lebih luas.
Dalam konteks ini, Khamenei juga mengingatkan tentang penderitaan yang dialami rakyat Gaza selama konflik yang berlangsung lebih dari satu setengah tahun. Ia menegaskan bahwa hasil akhir dari semua ini adalah “kemenangan yang benar atas yang salah,” dan rakyat Gaza, menurutnya, telah berdiri sebagai simbol perlawanan bagi semua yang melawan penindasan.
Penting untuk dicatat bahwa pernyataan Khamenei dihadapkan pada latar belakang kompleksitas geopolitik di kawasan, di mana upaya AS untuk membersihkan Gaza dari penduduknya dan mengambil alih wilayah tersebut terus menuai kritik global. Meskipun demikian, Khamenei mengajak perlawanan Palestina untuk tetap berjuang dan merencanakan pembangunan serta kerja humas yang efisien, di samping urusan militer.
Dalam perspektif Khamenei, iman menjadi “senjata asimetris” yang paling kuat dalam menghadapi musuh. Ia mengekspresikan keyakinan bahwa ketahanan dan keberanian rakyat Iran terhadap ancaman dari AS dan Israel tidak akan tergoyahkan. Khamenei menegaskan bahwa dukungan terhadap perjuangan Palestina adalah masalah yang sudah terprogram dalam mentalitas bangsa Iran, serta menjadi bagian integral dari identitas Republik Islam.
Pernyataan penguatan semangat ini bertepatan dengan sikap Iran yang telah berulang kali menargetkan Israel melalui serangan rudal dan pesawat nirawak selama konflik di Gaza. Saat ini, Iran juga berada di bawah tekanan sanksi yang baru diberlakukan oleh AS, terkait kebijakan luar negeri yang lebih tegas di bawah kepemimpinan Donald Trump.
Di penghujung pertemuan, Ayatollah Khamenei mengulangi harapannya bahwa suatu saat nanti, rakyat Palestina akan berhasil memecahkan masalah al-Quds, menegaskan bahwa “Hari itu pasti akan tiba.” Dalam laporan yang dibawa oleh delegasi Hamas, mereka menggarisbawahi rasa bangga akan kemenangan yang diraih, yang dianggap sebagai kemenangan bersama bagi bangsa Palestina dan Republik Islam.
Melalui pertemuan tersebut, Ayatollah Khamenei tidak hanya memperkuat dukungannya terhadap Hamas tetapi juga menegaskan keyakinan akan masa depan yang lebih baik bagi rakyat Palestina. Pandangan dan harapan ini semakin menegaskan komitmen Iran terhadap perjuangan Palestina di kancah internasional.