Khawatir Masalah Data, Ratusan Perusahaan Blokir DeepSeek!

Khawatir akan masalah data, ratusan perusahaan terutama yang memiliki hubungan dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) mengambil langkah tegas dengan memblokir akses terhadap platform kecerdasan buatan (AI) DeepSeek. DeepSeek, yang merupakan chatbot AI asal China, telah menarik perhatian banyak pihak setelah meraih popularitas yang signifikan, bahkan berhasil naik ke peringkat teratas di toko aplikasi Apple dan Play. Namun, dampak dari popularitas tersebut tak sejalan dengan keamanan data yang patut dipertanyakan, sehingga menyebabkan reaksi serius dari perusahaan-perusahaan besar dan lembaga pemerintah.

Menurut laporan dari Tech Crunch yang diterbitkan pada 1 Februari 2025, ratusan perusahaan, termasuk lembaga pemerintah, memutuskan untuk membatasi akses ke DeepSeek. Temuan ini berasal dari wawancara dengan eksekutif perusahaan keamanan siber, Armis dan Netskope. Nadir Izrael, CTO Armis, menyatakan, "Kekhawatiran terbesar adalah potensi kebocoran data model AI ke pemerintah China." Pernyataan ini menunjukkan bahwa ada ketakutan yang mendalam terkait dengan bagaimana data pengguna dapat diberikan kepada pihak ketiga, terutama kepada pemerintah China di mana DeepSeek menyimpan semua data pengguna.

Kebijakan privasi DeepSeek memang menimbulkan kekhawatiran. Menurut kebijakan tersebut, semua data pengguna disimpan di China. Di sana, hukum lokal mengharuskan perusahaan untuk berbagi data dengan badan intelijen jika diminta. Ini menambah beban pada citra DeepSeek di mata banyak perusahaan yang menjunjung tinggi privasi dan keamanan data.

Dalam langkah preventif, Pentagon juga telah mengambil keputusan untuk memblokir DeepSeek. Informasi terbaru menunjukkan bahwa Angkatan Laut AS melarang penggunaan platform ini dalam kegiatan mereka. Langkah ini diambil setelah terdeteksinya koneksi karyawan Pentagon dengan server yang berlokasi di China, yang semakin memperkuat kekhawatiran akan keamanan data dan etika penggunaan teknologi asing.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa perusahaan dan lembaga pemerintah memilih untuk memblokir DeepSeek:

  1. Kekhawatiran Kebocoran Data: Banyak pihak khawatir bahwa data yang dikumpulkan oleh DeepSeek dapat digunakan oleh pemerintah China untuk kepentingan yang merugikan.

  2. Peraturan Hukum di China: Kebijakan yang mengharuskan perusahaan di China untuk memberikan data kepada pemerintah menambah ketidakpastian bagi pengguna di luar negeri.

  3. Keamanan Siber: Ancaman terhadap keamanan siber menjadi isu utama, terutama bagi perusahaan yang berhubungan dengan data sensitif atau strategis.

  4. Dampak Etika: Pertanyaan etis muncul mengenai penggunaan teknologi buatan luar negeri yang berpotensi melanggar hak privasi individu.

Melihat situasi yang berkembang, langkah-langkah ini menandai kekhawatiran yang lebih besar mengenai hubungan antara teknologi AI dan keamanan data yang sensitif. Ratusan perusahaan yang memilih untuk memblokir DeepSeek mencerminkan kekhawatiran yang sama, yang mungkin akan terus berkembang seiring munculnya teknologi baru yang akan terus mempengaruhi cara individu dan organisasi berinteraksi dengan data.

Meskipun DeepSeek mendapatkan popularitas yang signifikan di pasar aplikasi, tantangan yang dihadapinya menunjukkan kompleksitas yang terlibat dalam penggunaan teknologi canggih seperti AI. Di tengah kekhawatiran yang mendalam ini, penting bagi perusahaan untuk menimbang secara saksama risiko dan manfaat dari adopsi teknologi yang dapat mempengaruhi keamanan data mereka.

Exit mobile version