Kisah Cristian Gonzales: Legenda yang Tak Paksa Putra Jadi Pesepakbola

Legends in Indonesian football often leave indelible marks, and Cristian Gonzales is no exception. Mantan bintang Tim Nasional (Timnas) Indonesia ini dikenal sebagai salah satu penyerang terhebat yang pernah ada. Namun, dalam perjalanan hidupnya sebagai seorang ayah, Gonzales memiliki pandangan yang berbeda terkait karier sepakbola putranya. Dalam sebuah wawancara di program Rakyat Bersuara di Inews TV, Gonzales menyampaikan bahwa dia tidak pernah memaksa kedua putranya untuk mengikuti jejaknya sebagai pesepakbola profesional.

Gonzales memiliki dua putra, dengan usia 19 dan 24 tahun. Kedua anaknya tersebut memang memiliki minat yang besar terhadap sepakbola dan telah melatih diri mereka di akademi sepakbola, bahkan pernah berlatih di akademi Arema. Meskipun demikian, Gonzales menekankan pentingnya untuk tidak memaksakan anak-anaknya mengejar karier yang sama seperti yang dia jalani. “Saya tidak paksa mereka untuk jadi seperti papanya. Ya mereka main bola, ya ikut sekolah bola dua-duanya,” ujar Gonzales.

1. Menyemangati Tanpa Memaksa

Gonzales mendorong anak-anaknya untuk menunjukkan minat mereka terhadap olahraga tersebut, namun tetap memberikan ruang bagi mereka untuk mengeksplorasi bakat dan minat masing-masing. “Kalau misalnya saya kasih masukan sama mereka, kalau kalian mau masuk timnas, harus kerja keras, disiplin, dan buktikan di lapangan untuk pelatih bisa percaya,” ucapnya menekankan esensi kerja keras dan disiplin yang dibutuhkan untuk dapat bermain di level tim nasional.

2. Harapan di Balik Ketidakpaksaan

Sementara sang anak belum pernah mengikuti seleksi untuk Timnas Indonesia, Gonzales mengaku akan merasa bangga jika anaknya bisa membela negara. Hal ini menunjukkan rasa cinta dan kebanggaan Gonzales sebagai ayah sekaligus mantan atlet. “Kalau anak saya bisa bermain untuk timnas, hati kecil saya ingin mereka bela negara ini,” tambahnya.

Gonzales juga mengingatkan bahwa untuk mencapai impian besar, tidak ada jalur mudah. Para pemain muda harus siap menjalani berbagai tantangan, baik dalam latihan maupun kompetisi. Hal tersebut merupakan nilai penting yang ingin dia tanamkan kepada putra-putranya.

3. Kualitas Profesional Diperoleh Dari Proses

Proses menjadi pesepakbola profesional tidak semudah membalikkan telapak tangan. Gonzales percaya bahwa setiap pemain harus mengalami latihan yang intensif dan bersaing dengan banyak pemain lainnya. Dalam hal ini, dukungan orang tua sangat penting, namun harus disertai dengan pemahaman bahwa kesuksesan tidak datang dengan instan.

Gonzales adalah contoh nyata bagaimana cinta terhadap sepakbola dapat ditularkan tanpa harus memaksa anak untuk mengikuti jejak orang tua mereka. Dengan memberikan kebebasan dan dukungan, dia menciptakan peluang bagi anak-anaknya untuk menemukan passion mereka sendiri.

Jika berbicara tentang peran orang tua, Gonzales menunjukkan bahwa mereka harus lebih dari sekadar pelatih. Menghadirkan motivasi dan memberikan kebebasan bagi anak untuk memilih adalah bagian penting dari pengasuhan. Keberhasilan anak-anak dalam bidang apapun, termasuk sepakbola, harus didorong melalui cara yang positif.

Di Indonesia, kurangnya perhatian terhadap pengembangan bakat sepakbola muda sering menjadi topik perbincangan. Melalui kisah Cristian Gonzales, bisa terlihat bahwa dukungan orang tua dan disiplin pribadi adalah dua faktor kunci untuk mencapai prestasi, baik di level nasional maupun internasional. Gonzales, melalui pengalamannya, menjadi inspirasi bagi banyak orang tua untuk tidak hanya mengingat capaian di lapangan tetapi juga mendorong anak-anak untuk mencintai proses belajar dan berkembang, terlepas dari apa pun jalan yang mereka pilih.

Berita Terkait

Back to top button