Dunia

Kisah Mantan Dubes Rusia: Kunjungan SBY, Soekarno, & Masjid St. Petersburg

Dalam kenangan yang diungkapkan oleh mantan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail M. Bely, kisah hubungan Indonesia dan Rusia terjadi dalam konteks yang kaya akan sejarah dan diplomasi. Dalam sebuah wawancara, Bely menceritakan perjalanan kunjungan presiden Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), ke Rusia pada tahun 2006 dan pengaruhnya yang mendalam terhadap hubungan bilateral kedua negara.

Kunjungan SBY ini menandai sebuah momen penting, bukan hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi Rusia dalam menjalin hubungan diplomatik. Sejak awal tahun 1990-an, Bely terlibat dalam penguatan kerja sama antara kedua negara, dan pengalamannya sebagai Duta Besar antara 2004 hingga 2007 memberinya perspektif yang unik.

Sebelum memulai kunjungan tersebut, Bely menguraikan tantangan yang dihadapi dalam menentukan tanggal pertemuan antara SBY dan Presiden Rusia saat itu, Vladimir Putin. Meskipun tidak ada perbedaan mendasar dalam jadwal kunjungan, negosiasi terkait tanggal menjadi titik awal permasalahan. Bely mengambil inisiatif untuk mengusulkan agar SBY mengunjungi St. Petersburg sebelum bertemu di Moskow, dengan harapan dapat menemukan solusi yang menguntungkan kedua belah pihak.

Dari pengalaman ini, satu kisah legendaris tentang Soekarno, presiden pertama Indonesia, terungkap. Menurut Bely, imam Masjid Katedral St. Petersburg menceritakan bagaimana Soekarno, meskipun memiliki jadwal yang padat, tetap menunjukkan ketertarikan untuk mengunjungi masjid yang saat itu ditutup dan digunakan sebagai gudang. Kegigihannya untuk berkunjung tanpa berhasil membuat pejabat Soviet merasa tertekan, dan sebagai hasil dari pengunduran dirinya, masjid tersebut akhirnya dikembalikan kepada umat Muslim setempat. Kisah ini, meskipun mungkin berfungsi sebagai legenda, menonjolkan hubungan emosional yang dalam antara Indonesia dan Rusia.

Berikut adalah beberapa poin penting yang diangkat oleh Bely dalam pengalamannya:

  1. Dinamika Kunjungan Diplomatik: Persiapan untuk kunjungan kaader tinggi memerlukan perencanaan yang sangat mendetail, melibatkan banyak dokumen dan nota kesepahaman.
  2. Peran St. Petersburg: Usulan untuk mengunjungi St. Petersburg tak hanya menyelesaikan kebuntuan jadwal, tetapi juga memperkuat simbolisme hubungan kedua negara, berakar dari sejarah kunjungan Soekarno.
  3. Kehangatan Hubungan Bilateral: Momen ini menegaskan komitmen kedua negara untuk bekerja sama, dengan fokus pada bidang ekonomi, politik, dan budaya.
  4. Warisan Sejarah: Kisah-kisah yang terjalin antara pemimpin kedua negara menciptakan jembatan yang memperkuat hubungan di masa depan.

Kunjungan SBY ke Rusia pada akhir November – awal Desember 2006 tidak hanya menjadi pertemuan yang sukses, tetapi juga simbol kekuatan diplomasi yang mampu menciptakan saling pengertian. Bely menggambarkan momen itu sebagai suatu yang terukir dalam ingatan, menunjukkan kesan positif Rusia terhadap Indonesia dan mengingatkan bahwa hubungan antara dua negara tidak hanya bergantung pada kesepakatan formal, tetapi juga pada nilai-nilai kemanusiaan yang saling menghargai.

Akhirnya, saat SBY mengunjungi Masjid Katedral St. Petersburg, yang telah direnovasi untuk menyambut kedatangan delegasi Indonesia, adalah sebuah peneguhan kembali janji untuk memperkuat hubungan antar negara. Momen-momen kecil namun bermakna ini membantu membangun hubungan yang lebih besar, menciptakan kemitraan yang tidak hanya bertahan dalam konteks diplomatik, tetapi juga dalam hubungan antar manusia yang mendalam.

Guntur Wibowo adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button