Linwei Ding, seorang engineer berkebangsaan China, tengah menghadapi ancaman hukuman penjara yang sangat serius, dapat mencapai ratusan tahun, akibat tuduhan sebagai mata-mata di perusahaan teknologi raksasa, Alphabet, yang merupakan induk dari Google. Ding, yang mulai bekerja di Google pada tahun 2019, didakwa pada Maret 2024 atas tuduhan pelanggaran tujuh pasal spionase ekonomi dan tujuh pasal pencurian rahasia perusahaan. Tindakannya itu menjadi sorotan internasional dan mengungkap bagaimana individu dapat terlibat dalam pencurian teknologi di era digital saat ini.
Menurut informasi terbaru yang dipublikasikan oleh Bloomberg, Ding diduga mencuri desain chip yang digunakan oleh Google untuk melatih model kecerdasan buatan (AI), termasuk sistem terbaru mereka, Gemini, serta unit pemrosesan grafis (GPU). Walaupun ia mengaku tidak bersalah, tuduhan ini mencakup pengunggahan lebih dari 500 data rahasia yang berkaitan dengan AI ke akun cloud pribadinya. Dugaan pencurian ini terjadi antara Mei 2022 dan Mei 2023, ketika ia menyisipkan informasi sensitif terkait infrastruktur perangkat keras dan perangkat lunak yang mendukung pusat data Google.
Dalam upaya untuk kembali ke China, Ding yang terlibat dalam pendirian startup di tahun 2023, juga mengikuti program pencarian bakat di Shanghai. Program ini memberikan insentif bagi individu yang mampu membawa kembali pengetahuan dan keterampilan yang mereka pelajari di luar negeri. Dalam lamaran ke program tersebut, Ding menyoroti visinya untuk membantu China menciptakan infrastruktur dengan kemampuan komputasi yang setara dengan standar internasional.
Sebagai langkah lebih lanjut, memo internal di startup miliknya mengindikasikan rencananya untuk menawarkan produk dan layanan kepada instansi pemerintah dan universitas di China. Jika terbukti bersalah, setiap pelanggaran yang dilakukan dapat mengakibatkan hukuman penjara hingga 15 tahun untuk spionase dan 10 tahun untuk pencurian rahasia perusahaan.
Berikut adalah poin-poin penting dari kasus Linwei Ding:
- Identitas dan Pekerjaan: Linwei Ding, dikenal juga sebagai Leon Ding, adalah seorang engineer di Google sejak 2019.
- Tuduhan Kejahatan: Dia dituduh melakukan spionase ekonomi dan pencurian rahasia perusahaan, dengan potensi hukuman mencapai ratusan tahun penjara.
- Data yang Dicuri: Ding diduga mengunggah lebih dari 500 data terkait AI ke akun pribadinya, yang mencakup informasi kritis tentang infrastruktur Google.
- Aktivitas Bisnis: Setelah bekerja di Google, Ding mendirikan perusahaan bernama Zhisuan dan menjabat sebagai CEO yang tidak pernah diungkapkan kepada Google.
- Keterkaitan dengan Perusahaan Lain: Ia ditawari posisi Chief Technology Officer di Rongshu, perusahaan machine learning asal China, dengan imbalan yang cukup besar.
Langkah Ding untuk membangun startup di China setelah berkarier di Google dan tawarannya di perusahaan lain menunjukkan dorongan yang kuat bagi individu yang bekerja di sektor teknologi untuk mencari peluang baru di negara mereka. Namun, tindakan pencurian dan spionase mengungkapkan sisi gelap dari persaingan dalam industri teknologi global.
Setelah Ding mengundurkan diri dari Google pada Desember 2023, perusahaan tersebut melakukan penelusuran riwayat aktivitas di laptop kerjanya, yang mengungkapkan pencurian data. Google segera melaporkan kasus ini ke pihak berwenang setelah menemukan kegiatan mencurigakan selama periode kerja Ding.
Di tengah meningkatnya perhatian terhadap masalah keamanan siber dan spionase, kasus ini menjadi pengingat akan tantangan bagi perusahaan teknologi dalam melindungi rahasia dagang mereka, serta pentingnya integritas dalam industri tersebut. Setiap langkah yang diambil untuk memperkuat keamanan data dapat sangat menentukan di tengah kompetisi ketat di sektor teknologi global saat ini.