Teknologi

Komdigi Lelang 1,4 GHz, Pengamat Sebut 700 MHz & 26 GHz Lebih Matang!

Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) saat ini tengah gencar melakukan uji publik untuk Rancangan Peraturan Menteri mengenai penggunaan pita frekuensi radio 1,4 GHz. Langkah ini diambil dalam upaya meningkatkan kualitas dan kecepatan internet di Indonesia, yang saat ini masih kalah bersaing dengan negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara. Komdigi berencana melelang frekuensi 1,4 GHz sebagai bagian dari strategi untuk menghadirkan koneksi yang lebih cepat dan andal bagi masyarakat.

Namun, sejumlah pengamat telekomunikasi menilai bahwa perhatian Komdigi seharusnya lebih difokuskan pada frekuensi 700 MHz dan 26 GHz, yang disebut lebih matang untuk digunakan. Menurut Agung Harsoyo, seorang pengamat telekomunikasi, lelang frekuensi 700 MHz terbukti sangat penting karena sebelumnya digunakan untuk siaran TV analog dan kini bisa digunakan untuk penyelenggaraan jaringan seluler. "Frekuensi ini memiliki potensi meningkatkan kemampuan jaringan 4G dan 5G, serta memberikan pendapatan negara yang signifikan," katanya.

Kondisi spektrum frekuensi di Indonesia pada saat ini menunjukkan bahwa lelang untuk frekuensi 700 MHz sudah sangat mendesak. Komdigi sebelumnya telah mengeluarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika nomor 10 tahun 2023 yang mencakup rencana lelang untuk frekuensi 700 MHz dan 26 GHz, namun hingga saat ini belum ada kejelasan mengenai pelaksanaan lelang tersebut. Di sisi lain, pengamat bersikeras bahwa lelang frekuensi 700 MHz dan 26 GHz lebih siap untuk dijalankan dibandingkan dengan frekuensi 1,4 GHz yang direncanakan akan matang tahun depan.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa frekuensi 700 MHz dan 26 GHz lebih diprioritaskan:

  1. Kesiapan Ekosistem: Frekuensi 700 MHz dan 26 GHz sudah lebih matang dari sisi ekosistemnya. Artinya, infrastruktur dan teknologi yang mendukung kedua frekuensi ini sudah lebih banyak tersedia di pasar.

  2. Potensi Pendapatan Negara: Lelang frekuensi 700 MHz berpotensi memberikan kontribusi yang signifikan bagi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dengan lelang ini, negara dapat mengoptimalkan sumber pendapatannya.

  3. Peningkatan Layanan untuk Masyarakat: Dengan mengutamakan lelang frekuensi 700 MHz, Komdigi tidak hanya berpotensi meningkatkan pendapatan negara, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas layanan telekomunikasi bagi masyarakat, terutama di daerah rural.

  4. Pemerataan Infrastruktur: Frekuensi 700 MHz ini memiliki karakteristik jangkauan yang lebih luas, sehingga ideal untuk memperluas cakupan jaringan di wilayah-wilayah yang selama ini tidak terjangkau dengan baik.

Pengamat menegaskan bahwa jika tunda lelang ini berlarut-larut, pemerintah berisiko kehilangan kesempatan untuk meningkatkan digital dividend yang berharga dari frekuensi-frekuensi yang ada. "Jika Komdigi tidak segera melaksanakan lelang, kita bisa kehilangan kesempatan untuk memanfaatkan potensi tersebut," kata Agung.

Dalam kerangka ini, diharapkan Komdigi di bawah kepemimpinan Menkomdigi Meutya Hafid dapat mengambil langkah-langkah konkret untuk memastikan pencapaian tujuan-tujuan ini. Melalui berbagai terobosan, diharapkan bahwa pemulihan dan pertumbuhan sektor telekomunikasi Indonesia dapat terwujud, melahirkan ekosistem yang sehat untuk industri.

Agung juga menyarankan agar dalam lelang nanti, Komdigi dapat memilih operator telekomunikasi yang memiliki rekam jejak yang baik dalam mendukung pemerataan infrastruktur. Selain itu, ia berharap harga yang ditetapkan dalam lelang tersebut akan terjangkau bagi industri, sehingga akan menciptakan layanan telekomunikasi yang lebih baik dan harga yang lebih bersaing bagi masyarakat.

Dengan sorotan yang berfokus pada langkah-langkah strategis ini, diharapkan Kementerian Komunikasi dan Digital dapat segera menjawab tantangan kecepatan dan pemerataan akses internet di Indonesia, yang sangat penting untuk mendukung transformasi digital di berbagai sektor.

Dimas Harsono adalah seorang penulis di situs Media Massa Podme. Podme.id adalah portal berita informasi dan aplikasi podcast gaya hidup dan hiburan terdepan di Indonesia.

Berita Terkait

Back to top button